PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Presiden Soeharto Memimpin Sidang Kabinet Terbatas Bidang Ekuin di Bina Graha.

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
RABU, 5 JUNI 1985

Presiden Soeharto pagi memimpin sidang kabinet terbatas bidang Ekuin di Bina Graha. Didalam sidang Presiden meminta agar kesiapan angkutan lebaran diteliti kembali, dalam upaya meningkatkan kemudahan bagi masyarakat dalam menggunakan jasa angkutan pada hari raya, sehingga mereka dapat bersilahturahmi dengan keluarganya di daerah masing-masing. Hal ini merupakan tanggapan Kepala Negara terhadap laporan Menteri Perhubungan Rusmin Nuryadin mengenai rencana dan kesiapan berbagai alat angkutan dalam menghadapi lebaran yang akan datang.

Sementara itu, Kepala Bulog Bustanil Arifin melaporkan bahwa barang-barang pokok yang dikelola Bulog sudah tersedia cukup untuk memenuhi kenaikan permintaan selama bulan puasa dan lebaran.

Diantara masalah-masalah lain yang dilaporkan oleh para Menteri, tercatat bahwa jumlah uang yang beredar pada bulan April 1985 mencapai Rp. 8.854 miliar. Sementara itu indeks harga konsumen yang dikaitkan dengan laju inflasi dalam bulan yang Mei lalu tercatat 0.36%. dengan demikian inflasi berdasarkan perhitungan tahun anggaran adalah sebesar 2,86%, sedangkan tahun takwim adalah 3,04%.

Di bidang perdagangan terdapat surplus neraca pembayaran dalam bulan Maret 1985 sebesar US$579,1 juta. Surplus ini diperoleh dari selisih angka sementara ekspor yang tercapai dalam bulan tersebut sebesar US$1.751,4 juta dan impor sebesar US$1.172,3 juta.

Sementara itu, didalam sidang hari ini Presiden telah menunjuk JB Sumarlin, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, untuk menjabat sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sehubungan dengan meninggalnya Prof Dr Nugroho Notosusanto dua hari yang lalu.

Pukul 20.00 malam ini, Presiden Soeharto menghadiri acara peringatan Nuzulul Qur’an yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta. acara malam ini dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Pembangunan IV dan para duta besar dari negara-negara sahabat, serta kaum muslimin ibukota.

Dalam amanatnya, Kepala Negara mengatakan bahwa Al-Quran adalah petunjuk dan hidayah Ilahi yang diberikanNya kepada kita untuk mencapai hidup yang penuh ketakwaan. Karena itu ajaran-ajaran Al Qur’an haruslah kita hayati dan kita amalkan sebaik-baiknya dalam rangka membentuk diri dan kepribadian dan kepribadian kita, ahlak dan moralitas kita, sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang diajarkan Tuhan dalam al-Qur’an. Selanjutnya dikatakannya bahwa bagi bangsa kita yang mencita-citakan terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya, usaha membina pribadi-pribadi yang taqwa sangatlah penting. Apalagi dari kehidupan bangsa kita sebagaimana ditegaskan dalam P4.

Publikasi, Lita.SH