PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Pertemuan Kerja Sama Presiden Soeharto Dengan Menteri Perminyakan Inggris, Cecil Parkinson, di Istana Merdeka.

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
SENIN, 6 JUNI 1988

Didampingi Menteri Pertambangan dan Energi, Ginandjar Kartasasmita, Presiden Soeharto pada jam 09.00 pagi ini menerima Menteri Perminyakan Inggris, Cecil Parkinson, di Istana Merdeka. Dalam pertemuan tersebut telah dibahas masalah  meningkatkan kerjasama dalam bidang perminyakan antara negara. Pembicaraan dengan Menteri Parkinson ini penting sekali mengingat Inggris adalah salah satu negara penghasil minyak non-OPEC. Demikian diungkapkan oleh Menteri Ginandjar setelah mengikuti pertemuan tersebut. 

Pada jam 10.00 pagi ini, bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto membuka Sidang Umum Ke-4 Seminar Internasional Ke-3 Organisasi Badan-badan Pemeriksa Keuangan Asia (ASOSAI). Dalam kata sambutannya, Kepala Negara antara lain telah mengemukakan tentang pentingnya peranan BPK, yang terlepas dari pengaruh dari kekuasaan pemerintah tetapi tidak berdiri diatas pemerintah.

Selanjutnya dikemukakan oleh Kepala Negara bahwa anggaran Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun dan kegiatan pemerintah di segala bidang juga bertambah luas. Dalam keadaan demikian terasa sekali bagaimana pentingnya suatu administrasi keuangan negara yang baik dan tertib, kemampuan serta disiplin yang tinggi dari aparat pemerintah dan pengawasan serta pemeriksaan atas pengelolaan dan petanggunganjawab keuangan negara.

Menteri Muda Perindustrian, Ir T Ariwibowo, menghadap Kepala Negara di Istana Merdeka siang ini. Usia pertemuan dengan Presiden itu, Menteri Ariwibowo menerangkan bahwa Presiden telah memberikan petunjuk agar Departemen Perindustrian mengembangkan sistem produksi “ban berjalan” yang memungkinkan berbagai pabrik menghasilkan komponen-komponen yang yang kemudian dapat dirakit oleh perusahaan-perusahaan perakitan besar. Dengan demikian perusahaan-perusahaan perakitan besar itu dapat bertindak sebagai “bapak angkat” bagi perusahaan-perusahaan kecil yang menghasil komponen.    

Dikatakannya pula bahwa ia menghadap Kepala Negara untuk melaporkan tentang hasil kunjungannya ke berbagai daerah bersama ketiga menteri muda lainnya dalam rangka memanfaatkan sistem preferensi umum (GSP). Kepada Presiden dilaporkannya juga mengenai penggunaan sabit bergerigi. Dalam hubungan ini Presiden menginstruksikan agar produksi sabit bergerigi diteruskan.

Publikasi, Lita.SH