PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Sambutan Pembukaan Konferensi Persatuan Insinyur Indonesia yang dihadiri oleh 200 Peserta dari Seluruh Indonesia Hari ini di Istana Negara.

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
SABTU, 28 MEI 1977

Presiden Soeharto mengingatkan bahwa untuk kepentingan dan keselamatan kita masa kini, maka teknologi yang terutama kita perlukan adalah teknologi yang dapat menciptakan tehnik-tehnik produksi dimana efesiensi dan penggunaan tenaga kerja berada dalam pertimbangan yang seoptimal mungkin. Sebab itu kata Presiden lebih lanjut perkembangan teknologi harus kita beri arah kepada pertumbuhan kegiatan-kegiatan yang akan menampung tenaga kerja sebanyak-banyaknya.

Presiden mengemukakan lima persyaratan yang diperlukan terhadap teknologi yang harus diterapkan di Indonesia. Pertama, ia harus tetap membuat kesempatan kerja yang banyak hingga dapat mengurangi jumlah pengangguran atau setengah pengangguran. Kedua, ia harus meningkatkan produktivitas daripada tenaga-tenaga kerja yang ada, sehingga dapat menggunakan secara lebih efisien kekuatan-kekuatan pembangunan yang masih langka kita miliki seperti modal dan keterampilan. Ketiga, teknologi harus menggunakan alat atau bahan yang sebanyak mungkin dapat kita hasilkan sendiri dan mampu kita pelihara sendiri. Keempat, teknologi harus dapat mendukung tercapainya sasaran dalam setiap tahap pembangunan. kelima, ia harus mempertinggi keterampilan kita untuk bersip-siap menggunakan teknologi yang lebih maju dikemudian hari.

Hal ini disampaikan oleh Presiden pada sambutan pembukaan konferensi Persatuan Insinyur Indonesia yang dihadiri oleh 200 peserta dari seluruh Indonesia hari ini di Istana Negara.

Presiden Soeharto selaku Mandataris MPR yang bertanggungjawab antara lain terhadap pelaksanaan pemilihan umum, menilai bahwa pemilihan umum 1977 telah berjalan dengan baik, dilakukan dengan asas langung, bebas, rahasia. Karena itu pemilihan umum 1977 itu dan hasilnya adalah sah. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Penerangan Mashuri Sabtu pagi di Istana Merdeka. Presiden sebagai Mandataris MPR telah melaksanakan pemilihan umum sebagai salah satu dari Sapta Krida, sesuai dengan peraturan perundingan yang berlaku. Karena itu, jika ada pihak yang berusaha untuk menganulir hasil pemilihan umum itu, maka itikad baiknya diragukan.

Publikasi, Lita.SH