PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Kunjungan Kerja Luar Negeri Presiden dan Ibu Soeharto.

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
SENIN, 1 JUNI 1970

Presiden Soeharto dan rombongan yang tiba di San Fransisco kemarin, pagi ini meninjau pelabuhan Oakland, San Fransisco. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Container kedua terbesar di AS, setelah New York. Dalam peninjauan ini Presiden telah meninjau penanganan peti kemas, Presiden mengatakan bahwa mesin-mesin derek itu berguna bagi negeri yang memiliki jembatan-jembatan yang rendah.

Dari pelabuhan Oakland, Presiden Soeharto beserta rombongan meninjau usaha Mix Farming di daerah Stanislaus, dekat San Fransisco. Disini Presiden tertarik pada cara-cara modern yang digunakan dalam memerah susu. Bersama Ibu Tien, Presiden berkeliling daerah pertanian itu dengan menggunakan jeep terbuka. Setelah lelah berkeliling, Presiden Soeharto beserta rombongan dijamu makan siang oleh pemilik perusahaan pertanian tersebut, Tom Sawyer.

Malam harinya Presiden dan Ibu Soeharto dijamu makan oleh Kamar Dagang San Fransisco. Dalam jamuan ini Presiden Soeharto telah memberikan pidatonya. Presiden antara lain mengatakan bahwa salah satu syarat bagi kemajuan bersama adalah mempersempit jurang pemisah bangunan di negara-negara miskin melalui kerjasama internasional. Ketidakstabilan di Asia Tenggara, menurut Presiden Soeharto, disebabkan oleh keterbelakangan ekonomi. Dengan meningkatnya pembangunan di wilayah itu bukan hanya akan memberi sumbangan bagi stabilitas Asia karena itu Presiden selanjutnya mengajak para undangan untuk mengembangkan kerjasama regional yang lebih erat di Asia Tenggara. Presiden menandaskan bahwa bagi Indonesia, kerjasama regional itu bukanlah keinginan belaka, melainkan suatu keharusan, sebab hanya dengan kerjasana yang erat dalam mencapai kemajuan ekonomi, kami akan dapat mewujudkan keamanan yang memang diperlukan oleh bangsa-bangsa kami.

Menyinggung soal Repelita, Presiden mengatakan bahwa sasaran yang akan dicapai Indonesia adalah sangat sederhana, yaitu swasembada pangan. Jenderal Soeharto menjelaskan bahwa bidang pertanian dipilih sebagai titik sentral pembangunan, karena ekonomi Indonesia memang mempunyai ciri agraris. Mengenai utang-utang luar negeri, Presiden Soeharto mengatakan bahwa negara-negara luar telah menunjukkan kepercayaan pada kemampuan Indonesia pada saat ini maupun masa datang. Presiden juga mengatakan bahwa Indonesia kini sedang merombak dan memperbaiki lembaga-lembaganya, sebagai suatu usaha untuk meningkatkan efisiensi dan kefektifan aparat pemerintahan dan ekonomi.

Publikasi, Lita.SH