Selasa, 21 April 1992
Perdana Menteri Australia dan Nyonya Annita Keating hari ini memulai kunjungan resmi mereka di Indonesia. Mereka akan berada di negeri ini sampai hari jumat mendatang. Setiba di Istana Merdeka,, mereka disambut oleh Presiden dan Ibu Soeharto dalam suatu upacara kemiliteran, lengkap dengan 19 kali tembakan meriam. Kemudian keduanya melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Ruang Jepara Istana Merdeka.
Untuk menghormat kunjungan mereka, pada jam 20.00 malam ini Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan santap malam kenegaraan di Istana Negara. acara yang dilanjutkan dengan malam kesenian itu baru berakhir pada pukul 23.30.
Ketika menyampaikan ucapan selamat datang kepada tamunya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa ia merasa kunjungan PM Paul Keating dan rombongan sebagai kunjungan persahabatan. Diharapkannya bahwa rasa persahabatan itu pula yang dirasakan pemimpin Australia itu dalam kunjungannya di Indonesia. Dikatakannya pula bahwa rasa persahabatan itu ingin dikembangkan dengan semua bangsa tanpa membeda-bedakan sistem sosial atau sistem politik yang dianut. Tetapi rasa persahabatan itu perlu diwujudkan dengan menganut prinsip saling menghormati kedaulatan, saling tidak mencampuri urusan dalan negeri dan saling kerjasama yang konstruktif antara semua bangsa.
Lebih jauh Kepala Negara mengatakan bahwa dalam dunia modern yang makin menyatu, Indonesia tidak ingin mengurung diri. Saran-saran bahkan kritik yang dikemukakan dalam suasana persaudaraan akan diterima dengan hati yang tulus. Tetapi ditegaskan oleh Presiden bahwa komentar dan kritik yang dilontarkan hanya untuk membesar-besarkan kekurangan yang ada pada usaha pembangunan nasional kami dan menjurus kearah mencampuri urusan dalam negeri, adalah persoalan lain. Ditandaskannya bahwa tiap negara dan bangsa mempunyai tingkat harga diri yang tidak bisa ditawar-tawar.
Publikasi Lita,SH