PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 14 Oktober 1965 - 14 Oktober 1991

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
Kamis, 14 Oktober 1965

Sehubungan dengan gugurnya Jenderal Ahmad Yani, maka hari ini Presiden Soekarno  menetapkan Mayjen Soeharto sebagai Menpangad. Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Menpangad akan dilakukan pada tanggal 16 Oktober. Sejak hari ini pada pelaksana harian Menpangad, Mayjen Pranoto Reksosamudro, diberhentikan dari jabatannya, karena ada petunjuk mengenai keterlibatannya dalam Gerakan Tigapuluh September. Hal ini terungkap ketika salah seorang dalang G-30-S/PKI, Kolonel Latief, tertangkap dan padanya terdapat satu surat yang ditujukan kepada Mayjen Pranoto, yang isinya antara lain meminta agar “teman-temannya’ diselamatkan.

Senin, 14 Oktober 1968

Presiden Soeharto pagi ini menerima Mayjen. Ibnu Sutowo antara lain melaporkan tentang penandatanganan kontrak eksplorasi lepas-pantai dengan Italia. Disamping itu Ibnu Sutowo juga melaporkan tentang keadaan perminyakan di Kalimantan, sehubungan dengan kunjungan Presiden Soeharto ke daerah itu dalam waktu dekat ini.

Selasa, 14 Oktober 1969 

Presiden Soeharto dalam amanatnya pada pembukaan konferensi kerja para gubernur seluruh Indonesia di Istana Negara mengharapkan agar pemilihan umum nanti dapat menjamin dipertahankannya Pancasila dan UUD 1945. Ia juga mengharapkan agar pemilihan umum tidak akan mengganggu kelancaran pelaksanaan Pelita dan sekaligus menuju penyederhanaan struktur politik untuk lebih memperkuat stabilisasi politik. Oleh karena itu yang menjadi perhatian sekarang ini ialah bagaimana mengamankan dan menyukseskan pemilihan umum itu, baik ditinjau dari segi perundang-undangan, pembiayaan maupun persiapan-persiapan lain. Presiden juga meminta agar para gubernur memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi di daerah masing-masing, baik mengenai pelaksanaan pembangunan maupun mengenai masalah pemerintahan pada umumnya. Kemudian Presiden menginstruksikan semua gubernur untuk menghentikan segala macam pungutan liar di daerahnya yang selama ini dilakukan dengan segala macam dalih.

Dalam menghadapi lebaran yang akan datang Presiden Seoharto menginstruksikan PN Industri Sandang untuk membuka toko sandang murahselama 40 hari. Toko sandang murah tersebut  diminta untuk menjual barang-barang sandang tanpa keuntungan, yakni harga pabrik ditambah biaya administrasi. Demikian diungkapkan oleh Dirut PN Indusrti Sandang, Maryadi.

Secara berturut-turut malam ini presdien soeharto mengadakan pertemuan dengan NU, dan Parkindo. Dalam konsultasi ini NU diwakili oleh KH Idham Chalid, HM Subchan ZE, HA Sjaichu, Djamaluddin Malik, Imron Rosyadi SH, KH Masjkur, Yusuf Hasyim , dan H Nuddin Lubis. Sementara itu pimpinan PNI yang hadir adalah Hardi SH, Insani, Hadisubeno, Abdul Madjid, Usep Ranawidjaja, budi Junowo, Abadi,dan Harjanto. Parkindo diwakili oleh Malanthon Siregar, JCT Simorangkir, Drs. Manusama, Sabam Sirait, dan Victor Matondang SH. Dalam pertemuan tersebbut telah dibahas masalah pemilihan umum, terutama yang meenyangkut masalah crucial point dalam RUUnya yang sampai saat ini masih dalam pembicaraan di-DPR-GR. Dalam kesempatan ini presiden menegaskan bahwa pemilihan umum harus dapat menjamin tegaknya pancasila dan UUD 1945, dan dijelaskan pula pentingnya masalah pemilihan umum dalam rangka menciptakan stabilitas politik yang juga boleh dipisahkan pelaksanaan Pelita. 

Rabu, 14 Oktober 1970

Dalam sambutan tertulisnya pada pembukaan Muabaqah Tilawatil Qur’an tingkat nasional ke-3 di Banjarmasin hari ini, Presiden Soeharto antara lain mengatakan bahwa kegiatan ini sebaikya ditingkatkan dari “Tilawatil” Qur’an menjadi “Ta’liemil” Qur’an yaitu dari membaca menjadi memahami. Dari memahami dimanifestasikan dalam bentuk amal perbuata nyata. Menurut Presiden, dengan mengamalkan ajaaran Al-Qur’an berarti membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan negara dan bangsa yang multikompleks.

Sabtu, 14 Oktober 1972

Transmigrasi bukan pemindahan kesengasaraan dan kemiskinan dari Jawa ke daerah lain. Transmigrasi merupakan masalah nasional terutama dalam rangka penyebarn penduduk dari Suatu daerah padat ke daerah lainnya. Demikian antara lain dikatakan Presiden Soeharto ketika menerima 99 orang pramuka transmigrasi dalam suatu upacara di halaman istana hari ini. 

Siang ini secara tiba-tiba presiden seoharto meninjau beberapa pasar di DKI. Pasar-pasar yang ditinjau itu adalah Tanah Abang, Pasar kebayoran Lama, dan Pasar Mampang Prapatan. Maksud peninjauan ini untuk mengecek harga-harga bahan pokok di Jakarta, terutama harga beras dan gula. 

Minggu, 14 Oktober 1973

Presiden Soeharto malam ini mengahdiri acara Nuzulil Qur’an di Masjid Istiqal, Jakarta. dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa pembangunan dan agama adalah senafas. Dikatakannnya bahwa pembangunan akan membawa kita semua kepada kebahagiaan dan kemajuan yang penuh kebahagiaan bagi kita semua itu adalah tujuan pembangunan masyarakat Indonesia. Ditambahkan bahwa agama tanpa pembangunan tidak akan maju, sedangkan pembangunan tanpa agama akan salah arah. Karena itu, dari agamalah sesungguhnya bersumber dorongan yang tidak habis-habisnya agar masyarakat membangun dirinya.

Menyinggung lebih jauh masalah peranan agama dalam pembangunan Presiden mangatakan bahwa pembangunan selamanya mengakibatkan perubahan-perubahan yang apabila kita tidak hati-hati dapat merosotkan martabat manusia. Dalam hal ini, ajaran-ajaran modal dan kesusilaan yang ditunjukan oleh agama akan merupakan benteng kokoh yang akan menghindari kita dari akibat-akibat samping yang buruk dalam melaksanakan pembangunan itu. Dalam memberikan dorongan dan arah yang tepat terhadap jalannya pembanguna  itulah terpikul kewajiban bersama dari semua umat beragma di Indonesia. Demikian antara lain dikatakan Presiden.

Selasa, 14 Oktober 1975

Presiden Soeharto pada jam 10.00 pagi ini memimpin sidang dewan stabilisasi ekonomi nasional di Bina Graha. Sidang hari ini memusatkan dari pada persoalan moneter dimana ditegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengubah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, sehingga nilainya tetap Rp415 untuk US$1. Akan tetapi nilai tukar rupiah terhadap SDR (special Drawing Right atau uang mas kertas ) mungkin akan mengalami perubahan, karena nilai tukar SDR terhadap dollar AS bersifat sangat mengambang. 

Selasa, 14 Oktober 1980 

Pukul 11.00 pagi ini, bertempt di Bina Graha, Presiden Soeharto memberikan pengarahan kepada para Inspektur Jenderal dari semua departemen selama satu setengah jam. Para Inspektur Jenderal diantar oleh menteri PPLH, Emil Salim. 

Dalam pertemuan itu, Presiden Soeharto menginstruksikan para Inspektur Jenderal itu untuk meningkatkan pelaksanaan pengawasan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyelewengan, sehingga lebih banyak hasil yang dalam mencapai tujuan pembangunan. Dalam hal ini Presiden meminta agar aparat yang terlibat dalam kegiatan pengawasan memperhatikan tiga hal. Pertama, agar dalam melakukan pengawasan dilaksanakan sistem cek dan pengecekan kembali, sebagai bagian dari mekanisme pengawasan. Kedua, harus dilakukan tindakan preventif. Dan ketiga, dalam melakukan pengawasan harus ada unsur edukatif, karena pengawasan bertujuan untuk mendiddik, untuk menunjukan adanya kesalahan dan untuk mengadakan langkah perbaikan di masa mendatang. 

Rabu, 14 Oktober 1981

Setiba di Yogyakarta pagi ini, Presiden dan Ibu Soeharto langsung menghadiri acara peresmian dua Fakultas Keguruan Teknik IKIP, yaitu masing-masing di Padang dan Yogyakarta. Dalam acara yang berlangsung di kampus IKIP Yogyakarta itu, Presiden Soeharto dalam amanatnya mengatakan bahwa pemabangunan yang tambah meningkat dan meluas dibidang industri memerlukan tenaga teknik tingat menengah yang besar jumlahnya dan terampil. Peningkatan kemampuan yang berdasarkan pengetahuan dan keterampilan teknologi ini jelas memerlukan pendidikan dan latihan-latihan di bidang yang bersangkutan.

Karena itu, demikian Presiden, program baru bagi pendidikan di Fakultas Keguruan IKIP, dituangkan dalam proyek peningkatan pendidikan teknik. Berdasarkan program baru ini, maka pengembangan pendidikan teknik bertujuan untuk memenuhi kebutuhan guru bagi Sekolah Teknik Menengah, Sekolah Teknologi Menengah, dan Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan. 

Senin, 14 Oktober 1985

Presiden Soeharto menyerukan agar kerjasama asosiasi-asosiasi dengan petani tanaman keras ditingkatkan melalui koperasi-koperasi. Mutu tanaman keras ditingkatkan denga teknologi baru dan dimasyarakatkan lewat asosiasi-asosiasi melalui melalui koperasi. Menurut Presiden hal ini bukan saja bermanfaat bagi petani, tetapi juga bagi ekportir komoditi.

Demikian diungkapkan menteri muda urusan peningkatan produksi tamnaman keras, Hasjrul berharap, setelah menghadap kepala negara di Bina Graha pagi ini. Ia datang menemui Presiden guna malaporkan tentang pelaksanaan penyebaran dua juta bibit kelapa hybrida bantuan residen untuk tahun 1984/1985 dan 1985/1986. 

Selasa, 14 Oktober 1986

Pada jam 07.30 pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto menerima kunjungan perpisahan PM Rajiv Gandhi dan isterinya. Setelah itu Presiden dan Ibu Soeharto mengantarkan kedua tamu mereka ke pelabuhan udara internasional Halim Perdanakusuma. Kedua tamu negara itu dilepas oleh Kepala Negara dan Ibu Tien di tangga pesawat, setelah sebelumnya digelar upacara perpisahan secara kebesaran militer. 

Menteri Keuangan Radius Prawiro dan Gubernur Bank Indonesia Arifin Siregar menghadap Presiden Soeharto di Cendana pada pukul 09.00 pagi ini. Setelah menghadap Kepala Negara, Arifin Siregar mengakui bahwa setelah menghadap Kepala Negara, Arifin Siregar mengakui bahwa telah terjadi penarikan dan deposito sebelum jatuh tempo akibat tersebar desas-desus mengenai kemungkinan deposito akan dikonversikan kedalam Obligasi. 

Namun dikatakannya bahwa jumlah deposito berjangkadi semua bank ini tetap lebih besar dibandingkan dengan keadaan sebelum dilakukan devaluasi rupiah pada tanggal 12 september yang lalu. Diungkapkannya bahwa jika pada minggu kedua bulan september deposito rupiah di semua bank berjumlah Rp10,339 triliun, maka pada minggu kedua bulan oktober jumlah deposito rupiah meningkat menjadi Rp10,517 triliun. 

Rabu, 14 Oktober 1987

Pukul 09.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima surat kepercayaan duta besar Turnisia untuk Indonesia, Nifar Azouz, di Istana Merdeka. Duta Besar Azouz adalah duta besar pertama yang ditempatkan Tunisia di Jakarta, sebelumnya hubungan diplomatik dengan Indonesia diatur oleh kedutaan yang berkedudukan di Tokyo. 

Menerima surat kepercayaan duta besar Azouz, Kepala Negara menyatakan kepercayaannya bahwa hubungan dan kerjasama antara kedua negara akan semakin meningkat lagi di tahun-tahn mendatang. Dikatakannya bahwa kedua negara perlu berusaha bersama-sama untuk menemukan langkah-langkah baru bagi usaha peningkatan kerjasama antara kedua negara khususnya dibidang-bidang ekomoni, perdagangan, industri, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pertanian dan kebudayaan. Peningkatan kerja sama ini perlu juga sebagai sumbangan kedua negara bagi terwujudnya dunia yang lebih sejahterah, lebih damai, dan lebih adil.  

Pagi ini bertempat yang sama, Kkepala Negara juga menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Argentina yang baru, Omar Ricardo del Azar Suaya, dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa tanpa terasa, hubungan baik kerjasama yang terjalin antara kedua negara telah berjalan 30 tahun kenyataan ini membuktikan bhwa jarak yang jauh tidak merupakan penghalang dalam membina saling pengertian antara kedua negara. Dengan memperlihatkan kenyataan itu, presiden membenarkan ucapan dutabesar suaya bahwa setelah lebih dari tiga dasawarsa tonggak pertama yang kita tanam menjadi makin kokoh dengan berlalunya waktu dipupuk kerja dan saling pengertian. 

Senin, 14 Oktober 1991

Pukul 10.00 pagi ini, bertempat di Bina Graha, Presiden Soeharto menerima Mamadou Wahad Talladi, utusan khusus Presiden Senegal. Utusan itu datang untuk menyampaikan undangan pemerintahnya kepada Presiden Soeharto untuk menghaditi KTT OKI yang akan diadakan di Dakar pada tanggal 9 sampai 12 Desember mendatang, selain itu juga Presiden menyatakan kesediaannya untuk memenuhi undangan tersebut. 

Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1 - 6