PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 7 Oktober 1966 - 7 Oktober 1989

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,
Jum'at, 7 Oktober 1966
Ketua I DPD PNI/FM Jawa Tengah, Hadisubeno Sosrowerdojo, dan Ketua I DPD PNI/FM Jawa Timur, Sundoro Hardjoamidjojo SH, telah menandatangani pernyataan bersama, yang isinya antara lain: 1. Marhaenisme bukanlah Marxisme, tetapi adalah Pancasila yang digali oleh Bung Karno; 2. pendongkelan terhadap Bung Karno akan dihadapi oleh seluruh slagorde PNI/FM; 3. Bertekad untuk meningkatkan kegiatan dan peranan partai untuk menyelamatkan dan memenangkan Revolusi Pancasila. 

Rabu, 7 Oktober 1970
Presiden Soeharto telah mengintruksikan kepada Direktur Jendral Perdagangan untuk mengadakan penilaian yang menyeluruh terhadap perusahaan negara. yang dinilai adalah hal-hal yang menyangkut pengolahan dan permodalan. Hal ini tercantum di dalam Keputusan Presiden No. 63/1970

Senin, 7 Oktober 1974
Kasad Jendral Makmun Murod dan Kasal Laksmana R Subiyakto hari ini menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha untuk melaporkan kenaikan pangkat mereka belum lama ini. pada kesempatan yang berlangsung selama setengah jam itu, Kepala Negara meminta Kasad dan Kasal agar tetap meningkatkan pembinanaan terhadap angkatan mereka masing-masing. peningkatan pembinaan itu adalah dalam rangka pemupukan dan integrasi kekuatan ABRI secara menyeluruh. demikian Presiden Soeharto.

Kamis, 7 Oktober 1976
Sore ini Presiden dan Ibu Soeharto menyambut kedatangan PM Australia dan Nyonya Malcolm Fraser yang tiba di lapangan udara internasional Halim Perdanakusuma pada pukul 16.00. Perdana Menteri dan Nyonya Fraser, yang mengadakan kunjungan resmi sampai tanggal 11 Oktober mendatang, sore ini pula melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka.

Jum'at, 7 Oktober 1977
Presiden Soeharto memberikan persetujuannya hari ini untuk menyediakan dana bantuan guna menunjang penyelesaian pembangunan sarana keagamaan, seperti masjid dan pondok pesantren. persetujuan Kepala Negara ini dituangkan dalam Keputusan Presiden, yang untuk realisasinya kepada panitia yang bersangkutan diisntruksikan agar segera mengajukan DIP kepada Menteri/Sekretaris Negara. para Bupati/KDH tingkat II yang bersangkutan diisntruksikan untuk mengetahui penggunaan dana tersebut. Bantuan Presiden ini diambil dari dana sosial kerohanian Presiden.

Yang mendapat bantuan tersebut adalah Masjid Al Mabrur, lancang Barat, Aceh Utara; Masjid Jami' Peusangan, Aceh Utara; Masjid Jami' Al syaikhuna Abu Habib Muda seunangan, Aceh Barat, dan Masjid serta Dayah Darul-muta'alma Nigan, Aceh Barat. Disamping itu juga bantuan diberikan untuk menunjang penyelesaian pembangunan dayah/pesantren Ryadhussalihin Ateuk Angguk, Inginjaya Aceh Besar dan Masjid Al-Jihad Geumpang, Aceh Pidie. Bantuan juga diberikan kepada sekolah Menengah Islam di Bireuen, Aceh Utara. perbaikan dan perluasan Masjid Agung di Tasikmalaya dan pembangunan Madrasah Islamiyah Pesantren Karang Butoh, Bangkalan, Madura, telah pula mendapat bantuan dana dari Presiden.

Sabtu, 7 Oktober 1978
Selama satu jam, mulai pukul 11.15, hari ini Kepala Negara menerima Wakil Ketua DPR, Mashuri SH, di Bina Graha. Didalam pertemuan itu telah dibahas masalah-masalah penegakan hukum, disamping masalah-masalah lain yang ada kaitanya dengan pelaksanaan tugas DPR.

Rabu, 7 Oktober 1981
Jam 10.00 pagi ini, Presiden Soeharto memimpin sidang kabinet terbatas bidang Ekuin yang berlangsung di Bina Graha. Sidang hari ini antara lain telah mengevaluasi perkembangan moneter. Dilaporkan terjadinya penurunan laju inflasi pada bulan September yang minus 0,19%, sedangkan bulan September 1980 tercatat sebesar 0,36%. Begitu juga tercatat penurunan laju inflasi selama sembilan bulan terakhir tahun ini yang sebesar 5,73%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 1980 yang mencapai 11,8%.

Selain itu telah dibahas pula berbagai masalah, antara lain masalah pertanian, yang mencakup harga dasar palawijaya dan garam, serta pengalihan perusahaan ternak unggas besar dan menjadi pengusaha penyediaan bibit dan makanan ternak ayam. Masalah yang terakhir ini, seperti yang diisntruksikan Presiden beberapa waktu yang lalu, tidaklah dimaksudkan untuk mematikan pengusaha besar, melainkan untuk memberi kesempatan kepada pengusaha kecil untuk dapat berusaha dalam bidang peternakan ayam.

Sidang hari ini telah menyetujui untuk meningkatkan fungsi BKPM dengan tugas melaksanakan perencanaan terpadu sesuai dengan Keputusan Presiden No. 33 Tahun 1981. Untuk itu telah dikeluarkan DSP gaya baru.

Menutup hari ini, Kepala Negara menginstruksikan agar pada apel bendera pada tanggal 17 setiap bulan, pimpinan departemen mengumumkan tindakan terhadap aparatur pemerintah yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang merugikan negara.

Presiden Soeharto atas nama rakyat dan Pemerintah RI mengirimkan kawat ucapan belasungkawa kepada Pejabat Presiden Mesir dan Nyonya Jeehan sadat berkenaan dengan tewasnya Presiden Anwar Sadat. Sehubungan dengan itu, Presiden memutuskan untuk mengutus Menteri Agama Alamsyah Ratu Perwiranegara sebagai wakil Pemerintah RI pada upacara pemakaman jenazah Presiden Sadat.

Kamis, 7 Oktober 1982
Pukul 11.25 waktu setempat, Presiden dan rombongan tiba di lapangan udara Barajas, Madrid. Di tangga pesawat, Presiden dan Ibu Soeharto disambut oleh Raja Juan Carlos I dan Ratu Sophia.

Pukul 13.30 siang ini, Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan dengan PM Leopolda Calvo-Sotelo di Istana Moncloa. pembicaraan yang berlangsung selama setengah jam itu membahas berbagai masalah yang menyangkut kepentingan kedua negara, antara lain mengenai kerja sama dalam bidang ekonomi.

Sore ini ditanda tangani perjanjian kerjasama teknologi dan ilmu pengetahuan di Kementerian Luar Negeri Spanyol di Plaza de La Santa Cruz. bertindak mewakili Indonesia adalah Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja, sedangkan pihak Spanyol diwakili oleh Menteri Luar Negeri Jose Pedro Perez Liorca.

Untuk menghormati kunjungan Presiden dan Ibu Soeharto di negerinya, malam ini Raja Juan Carlos I dan Ratu Shopia menyelenggarakan jamuan makan malam kenegaraan di Istana Real Orienta, Madrid. Dalam pidato sambutannya, Presiden Soeharto antara lain mengatakan bahwa ia telah mendengarkan tentang negeri yang indah ini, terutama tentang sejarahnya yang kaya dengan kebudayaan dan tradisi-tradisi yang mengandung nilai-nilai yang agung. Namun, dikatakannya pula, ia melihat segi lain dari Spanyol, yaitu kemajuan-kemajuan pesat yang telah tercapai dalam berbagai bidang industri modern. semua ini meyakinkan bahwa adalah mungkin bagi Indonesia untuk membangun masyarakat modern tanpa harus kehilangan warisan kebudayaan dan tradisinya sendiri. karena itu, Presiden mengatakan ia ingin melihat dari dekat dan mendengar secara langsung dari pada pemimpin spanyol segala pengalaman dalam membangun bangsa yang demikian. 
Sebelumnya, dalam pidatonya, Raja Juan Carlos I mengatakan bahwa peranan yang dimainkan Indonesia di Asia akan dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu raksasa dalam abad ke-21. ia juga memuji perkembangan ekonomi di Indonesia serta peranya sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok.

Senin, 7 Oktober 1985 

Selama lebih kurang satu setengah jam, pagi ini Presiden Soeharto menyaksikan pameran peralatan ABRI yang digelar di terminal Halim Perdana Kusuma, Jakarta. pameran ini menampilkan kemajuan yang dicapai ABRI dalam bidang peralatan modern.Dalam peninjauan keliling, Panglima ABRI Jenderal LB Mudarni mendampingi Presiden yang juga disertai oleh beberapa menteri kabinet pembangunan IV, termasuk Menteri Haknam, Jenderal Poniman dan Menteri Riset dan Teknologi, BJ Habibie.

Rabu, 7 Oktober 1987
Presiden Soeharto telah menyetujui untuk memberikan bantuan bagi pembangunan sistem pompanisasi sumber air di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, guna menanggulangi masalah kekeringan di sana. Persetujuan itu diberikan atas konsep sistem pompanisasi sumber air lima wilayah yang merupakan daerah kritis air. Demikian dikatakan oleh Pimpinan Proyek Pengembangan Air Tanah  (P2TA) Yogyakarta hari ini.

Sabtu, 7 Oktober 1989
Perdana Mentri dan Nyonya Lee Kuan Yew pagi ini meninggalkan Jakarta kembali ke Singapura. sebelum berangkat, mereka melakukan kunjungan perpisahan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka. Kunjungan perpisahan ini ditandai dengan acara tukar menukar cendramata. Dalam kunjungan perpisahan itu kedua pemimpin sama-sama menyatakan puas atas pembicaraan yang mereka lakukan kemarin sore. 

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Penyusun : Sukur Patakondo