PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Dalam Rangka Hari Ulang Tahun Republik Indonesian yang ke - 32 Presiden Menyampaikan Pidato Kenegaraanya di Halaman Sidang Paripurna DPR

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
SELASA, 16 AGUSTUS 1977 --- Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-32, malam ini Presiden Soeharto menyampaikan pidato kenegaraanya di hadapan sidang Paripurna DPR. Dikatakannya bahwa memperkokoh kemerdekaan dan mempercepat pembangunan adalah tujuan kembar dari pembangunan dan perjuangan bangsa Indonesia masa kini dan masa nanti. Sedang pembangunan itu harus mengarah pada tercapainya tujuan jangka panjang Kemerdekaan yaitu kemajuan dan keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia.
    Presiden menekankan keharusan mengembangkan jalur-jalur demokrasi yang lain meskipun lembaga-lembaga perwakilan rakyat telah ditempatkan sebagai sarana demokrasi yang penting. Dalam hal ini sangat penting hubungan pers yang bebas dan bertanggungjawab. Mengenai kebebasan mengeluarkan pendapat ia menunjuk pada suara-suara lantang yang akhir-akhir ini ditujukan kepada pemerintah sebagi bukti bahwa demokrasi tidak mati. Kepala Negara mengingatkan mereka bahwa suara itu ada justru ada karena kebebasan dan demokrasi tetap tumbuh disini. Namun apabila suara-suara tersebut hanya merupakan tabir asap untuk tujuan-tujuan lain yang merusak, maka adalah tugas pemerintah untuk meneliti dan menertibkannya.
    Berbicara mengenai perkembangan ekonomi nasional, Kepala Negara mengatakan, penerimaan devisa dalam tahun ke-4 Repelita II akan naik hampir 10 kali lipat dibandingkan penerimaan tahun 1Repelita I. Disamping itu kemajuan ekonomi nasional juga dapat di lihat dari makin besarnya anggaran belanja negara, khusunya anggaran pembangunan. Menyinggung pinjaman yang di lakukan pertamina, Presiden mengatakan bahwa pinjaman tersebut adalah untuk proyek-proyek produktif, seperti proyek LNG, kilang minyak, eksplorasi minyak, sarana distribusi dan lain-lain. Tetapi diakuinya bahwa sebagian dari pinjaman-pinjaman itu tak sesuai dengan garis kebijaksanaan pemerintah, dan bahkan ada yang tidak di ketahui oleh pemerintah. Oleh karena itu pemerintah cepat mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan keuangan negara, menyelamatkan pertamina dari kebangrutan dan penertiban secara keseluruhan menejemen serta administrasinya.
    Menilai keadaan keamanan dan ketertiban pada umumnya, Presiden mengumukakan bahwa situasi tetap berada dalam keadaan yang dapat dikendalikan. Timbulnya gangguan keamanan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab di beberapa daerah, seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Irian Jaya itu tudak sampai menggangu dan menggoyahkan stabilitas keamanan. Diingatkan oleh Presiden agar tetap waspada karena kita masih belum terbebas dari bahaya laten yang ada di masyarakat baik yang bersumber dari sisa-sisa G30/PKI maupun dari unsur-unsur golongan  ekstrim lainnya.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Soeharto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo