KAMIS, 2 JUNI 1977
Presiden Soeharto menyatakan bahwa kerjasama antara negara-negara anggota ASEAN dilandasi pemikiran untuk meningkatkan ketahanan nasional masing-masing negara, baik dalam bidang ideologi, politik, maupun dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan/keamanan. Kepala Negara mengemukakan hal itu ketika menerima 58 orang peserta seminar hubungan ASEAN-Indonesia-Amerika Serikat yang disponsori CSIS Jakarta, di Istana Merdeka hari ini. Para seminar itu adalah pribadi-pribadi yang mewakili kelompok-kelompok cendekiawan di masing-masing negaranyaa.
Presiden Soeharto menyerukan agar jangan ada lagi pihak-pihak yang secara sadar atau tidak sadar, langsung atau tidak langsung, mengecilkan arti hasil pemilihan umum 1977, yang telah dilaksanakan dengan tertib, aman dan lancar, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengecilkan hasil pemilihan umum yang demikian itu sama saja dengan meragukan pilihan rakyat yang berdaulat dan merendahkan martabat rakyat. Ini bukan sifat yang demokratis, demikian kata Presiden dalam pidatonya melalui TVRI dan RRI malam ini.
Presiden juga menyatakan rasa belasungkawa yang dalam kepada keluarga yang ditinggalkan oleh mereka yang telah tewas sebagai akibat dari ekses-ekses dalam kampanye pemilihan umum. Kepala Negara menegaskan bahwa pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan permainan pemilihan umum akan diatasi secara adil berdasarkan hukum dan ketentuan-ketentuan yang ada. Selanjutnya Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengembalikan ketenangan lahir dan bathin. Kembali rukun, bersatu dan menjauhkan rasa dendam.
Publikasi, Lita.SH