Senin, 12 April 1971
Jam 7.00 pagi ini Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta rombongan berangkat ke Palu, Sulawesi Tengah, untuk memulai kunjungan kerja di Indonesia Timur selama satu minggu. Dalam kunjungan ini Presiden akan melihat dari dekat proyek-proyek pembangunan yang ada di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Maluku.
Setiba di Palu, Presiden Soeharto disambut oleh masyarakat setempat dalam suatu rapat umum. Pada kesempatan itu Presiden Soeharto antara lain mengharapkan agar rakyat Sulawesi Tengah mempergunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum yang akan datang. Diingatkannya bahwa pemilihan umum memberikan tugas berat bagi rakyat, sebab apabila dalam mempergunakan haknya secara bebas dan rahasia rakyat memilih pimpinan dan wakil-wakilnya yang menyalahgunakan kepercayaan rakyat, maka akibatnya akan dirasakan oleh rakyat sendiri. Kepada partai politik dan Golkar Presiden meminta untuk melakukan kampanye yang mengarahkan orientasi kepada pelaksanaan pembangunan di segala bidang dengan menyampaikan program pembangunan kepada rakyat.
Sabtu, 12 April 1975
Menteri Negara Ekuin/Ketua Bappenas, Widjojo Nitisastro, Menteri Keuangan, Ali Wardhana, Menteri Perdagangan, Radius Prawiro, dan Gubernur Bank Sentral, Rachmat Saleh, menghadap Kepala Negara di Cendana jam 09.00 pagi ini. Dalam pertemuan yang berlangsung lebih kurang satu jam itu telah dibahas persiapan-persiapan lanjutan delegasi Indonesia menjelang berlangsungnya sidang IGGI di Negeri Belanda, dan masalah yang berkenan dengan pembangunan proyek listrik tenaga air di Asahan, Sumatera Utara.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Kepala Staf Kopkamtib, Laksamana Sudomo, di tempat yang sama pada pukul 10.30 pagi ini, Kepala Negara telah membahas masalah selebaran gelap yang akhir-akhir ini banyak beredar di Jakarta dan daerah-daerah di Jawa Barat. Menurut Laksamana Sudomo, dalam keterangannya kepada pers seusai menghadap Presiden, selebaran-selebaran tersebut berisi adu domba antar agama dan memfitnah pemerintah.
Publikasi Lita,SH.