PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 20 April 1967-1991

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,
Kamis, 20 April 1967

Sidang Paripurna Kabinet Ampera yang pertama setelah Sidang Istimewa MPRS berlangsung hari ini. Sidang tersebut dipimpin sendiri oleh Pejabat Presiden Jenderal Soeharto. Setidak-tidaknya ada tiga hal penting yang diputuskan oleh kabinet dalam persidangan ini. Pertama, penarikan garis pemisah yang tegas antara kekuatan Orde Baru dan Orde Lama. Kedua, pemberantasan penyelundupan. dan, Ketiga, rencana pembangunan 5 tahun yang akan dijadikan landasan pembangunan setelah pemilihan umum yang akan datang. 



Selasa, 20 April 1971

Dalam sidang Sub-Dewan Stabilitas Ekonomi di Bina Graha pagi ini, Presiden Soeharto telah menginstruksikan kepada Menteri Pertambangan agar lebih mengusahakan kelancaran distribusi minyak dan bensin di daerah-daerah Indonesia Timur.



Minggu, 20 April 1975

Pukul 17.00 sore ini Presiden Soeharto meresmikan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Proyek yang terletak di Jakarta Timur ini mulai dibangun sejak akhir Juni 1972 dan bentuk fisiknya merupakan miniatur rumah-rumah tradisional dari 26 provinsi yang ada di Indonesia. Selain dihadiri oleh Ibu Tien Soeharto, acara peresmian ini juga dihadiri oleh Ibu Negara Filipina, Nyonya Marcos, dan Ibu Negara Singapura, Nyonya Sears. Kedua tamu dari Filipina dan Singapura itu khusus datang untuk acara pembukaan TMII.
Dalam amanat peresmiannya Kepala Negara mengatakan bahwa Taman Mini ini adalah milik seluruh bangsa Indonesia dan dibangun atas hasil gotong royong seluruh masyarakat. Ia juga mengingatkan bahwa Taman Mini merupakan tambahan kekayaan nasional dan bahagian dari pembangunan nasional, karena ia sesuai dengan pola dasar pembangunan yang telah ditetapkan didalam GBHN.



Kamis, 20 April 1978

Ulang tahun ke-3 Taman Mini Indonesia Indah hari ini diperingati di Sasana Langen Budoyo. Pada kesempatan itu, selain memberikan amanatnya, Presiden Soeharto juga meresmikan Museum Fauna Indonesia yang diberi nama Museum Komodo, gedung pusat pengelolaan TMII, gedung bioskop, dan jam bunga.
Dalam amanatnya, Presiden telah mengungkapkan rasa kagumnya terhadap perkembangan TMII, karena pada waktu gagasan pembangunannya dahulu dicetuskan, bukan main banyaknya rintangan yang dialami dan bahkan tentangan-tentangan yang cukup keras. Selanjutnya dikatakan oleh Kepala Negara bahwa TMII lebih dari sekadar  tempat rekreasi , dan dapat terus dikembangkan menjadi tempat pendidikan yang baik bagi masyarakat, khususnya untuk mengenal dirinya sendiri, untuk makin mendalami sejarah dan kebudayaannya sendiri. Demikian antara lain dikatakan oleh Presiden Soeharto.



Jum’at, 20 April 1979

Dengan didampingi Ibu Tien serta Wakil Presiden dan Ibu Adam Malik, Presiden Soeharto sore ini membuka pameran bunga Amaryllis di Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah. Pembukaan pameran yang diselenggarakan dalam rangka ulang tahun ke-4 TMII itu ditandai dengan pemetikan sekuntum Amaryllis merah oleh Presiden yang kemudian diserahkan kepada Ibu Tien.
Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa pameran ini bertujuan untuk mendorong ekspor bunga Indonesia, karena bunga ini mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi. Selain dapat diandalkan sebagai komoditi ekspor, Amaryllis dapat pula menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan bagi para petani di daerah beriklim sejuk.




Minggu, 20 April 1980

Hari ini Presiden Soeharto meresmikan Museum Indonesia, Anjungan Timor Timur, Taman Mini Kaktus, pameran industri kecil serta bazar dan Emporium Iwapi Taman Mini. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari acara peringatan ulang tahun ke-5 Taman Mini Indonesia Indah.
Dalam kata sambutannya, Presiden mengatakan bahwa di TMII ini, setiap warga bangsa Indonesia dapat lebih mengenal dan makin mencintai tanah airnya, sehingga tumbuhlah kebanggan nasional dengan baik dan subur. Ini merupakan bagian dari pembangunan bangsa Indonesia . ditambahkan oleh Kepala Negara bahwa hanya bangsa yang cinta tanah air sajalah yang akan dapat mengatasi segala macam kesulitan dan rintangan yang dihadapinya.




Senin, 20 April 1981

Hari ini Presiden Soeharto menerima Menteri Hankam/Pangab, Jenderal M Jusuf di Bina Graha. Kedatangan Menteri Jusuf adalah untuk memberikan laporan tentang hasil kujungannya ke Thailand beberapa waktu yang lalu. Sesuai dengan tugas yang diberikan Presiden, di Thailand Jenderal Jusuf mengadakan pembicaraan dengan PM Prem Tinsulanonda. Setelah menjumpai Presiden Soeharto, Jusuf tidak bersedia memberikan informasi mengenai  tugas yang dijalankannya di Thailand itu.
Petang ini Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri acara peringatan ulang tahun ke-6 TMII. Pada kesempatan ini Kepala Negara meresmikan “Gerbang Baluwerti Relief Perjuangan Bangsa Indonesi” serta banguanan “Soko Tujuh” yang terletak di pekarangan Museum Indonesia.
Sementara itu dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa sejak semula telah disadari bahwa dengan membangun TMII dengan berbagai kekhasan budaya masyarakat yang ada diseluruh nusantara, maka peninggalan yang sudah hampir punah dapat dilestarikan. Selain itu, adanya TMII diharapkan dapat memperkokoh dan menyuburkan kesadaran budaya bangsa. Sebab bangsa yang tidak memiliki kesadaran budaya, adalah bangsa yang miskin rohani dan akan menjadi bangsa yang lemah. Oleh karena itu Presiden mengharapkan agar TMII tidak dijadikan sekadar taman rekreasi, melainkan juga sebagai taman pendidikan, khususnya bagi anak-anak.




Rabu, 20 April 1983

Bertempat di Cendana, pukul 10.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima Ryozo Sunobe, utusan khusus Perdana Menteri Jepang, Nakasone. Dalam pertemuan yang berlangsung lebih kurang setengah jam itu, Sunobe menyampaikan pesan pribadi PM Nakasone untuk Kepala Negara.
Setelah menerima utusan khusu PM Nakasone, Presiden Soeharto menerima Menko Ekuin, Ali Wardhana, Menteri Keuangan, Radius Prawiro, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas, Sumarlin. Pertemuan tersebut telah membahas tentang akan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) oleh Departemen Keuangan dan Bappenas mengenai penyesuaian harga kontrak borongan pekerjaan sipil dan pekerjaan borongan lain. SKB yang akan mulai diberlakukan pada tanggal 20 April lusa itu merupakan langkah penyesuaian terhadap Kebijaksanaan 30 Maret 1983.




Jum'at, 20 April 1984

Dalam rangka ulang tahun ke-9 TMII, Presiden dan Ibu Soeharto ini menghadiri acara peresmian pembukaan proyek-proyek Yayasan Harapan Kita yang berlangsung di TMII, Jakarta Timur. Proyek-proyek yang diresmikan itu adalah Teater Imax “Keong Emas”, Desa Seni dan Kerajinan, Sanggar Krida Wanita Jaya Raya, dan Taman Apotik Hidup.
Menyambut peresmian proyek-proyek tersebut, Kepala Negara mengatakan bahwa jika dalam melakukan pembangunan kita kurang wapada, maka tidak mustahil akan banyak warisan budaya bangsa kita yang akan lenyap dilanda oleh arus pembangunan yang deras. Jika hal ini terjadi, bangsa kita akan kehilangan milik yang tidak pernah akan terganti lagi. Oleh karena itu kita harus berusaha dan bertekad untuk memelihara nilai-nilai budaya bangsa kita.

Akan tetapi ditegaskan oleh Kepala Negara bahwa kita tidak ingin melawan arus sejarah. Sebab kita pun sadar bahwa kita hidup dan berada dalam dunia yang mengalami berbagai perubahan, besar maupun kecil. Kita tidak mungkin menghindarinya. Yang harus dan perlu kita lakukan adalah mengarahkan perubahan-perubahan yang berlangsung dalam masyarakat kita itu dalam arah yang tidak menghilangkan kepribadian dan kebudayaan kita sendiri. Demikian Presiden.





Sabtu, 20 April 1985

Menteri Perindustrian, Ir. Hartarto, pagi ini melaporkan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, bahwa Konsorsium Galangan Kapal Indonesia telah berhasil membangun sebuah kapal keruk timah yang berukuran besar seharga Rp28,6 miliar. Menurut Hartarto, harga ini jauh lebih murah dibandingkan dengan apabila dibuat diluar negeri.

Dengan keberhasilan itu, Presiden menginstruksikan kepada Menteri Perindustrian agar di masa-masa yang akan datang semua kapal keruk yang diperlukan oleh PT Timah dibuat saja di dalam negeri, termasuk semua suku cadangnya.

Petang ini Presiden Soeharto menghadiri peringatan ulang tahun kesepuluh TMII. Dalam rangka ini telah diresmikan dua sarana baru TMII, yaitu Desa Wisata dan Padepokan Karyawan.
Dalam amanatnya, Presiden menyatakan kegembiraannya, karena selama satu dasawarsa keberadaannya, TMII telah menjadi tempat rekreasi yang sehat bagi masyarakat. Namun dikatakannya bahwa TMII ini dibangun tidaklah hanya sekedar untuk dijadikan tempat rekreasi, dan juga tidak untuk menarik wisatawan belaka, melainkan juga untuk ikut melestarikan kebudayaan bangsa kita agar tidak punah dilanda oleh kemajuan zaman. 





Minggu, 20 April 1986

Pukul 15.00 sore ini, bertempat di TMII, Presiden dan Ibu Soeharto, dengan didampingi Wakil Presiden dam Ibu Umar Wirahadikusumah, menghadiri acara peringatan hari ulang tahun ke-21 TMII. Dalam rangka peringatan ulang tahun TMII tersebut, juga diresmikannya proyek-proyek Yayasan Harapan Kita. Proyek-proyek tersebut adalah Istana Anak-anak Indonesia, Taman Bunga Keong Emas, Museum Asmat, Pusat Informasi Budaya dan Wisata, serta Taman Among Putra.

Dalam kata sambutannya, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa tujuan utama pembangunan Taman ini adalah untuk menyediakan suasana rekreasi yan sehat bagi masyarakat, tempat pendidikan dalam arti yang luas, tempat pengenalan dan pengembangan seni budaya bangsa kita dan salah satu pengembangan dunia kepariwisataan. Presiden menjelaskan bahwa dalam derap dinamika masyarakat yang makin sibuk dan maju, maka rekreasi makin hari makin terasa sebagai kebutuhan. Dari segi pendidikan, kita juga menyadari bahwa pendidikan tidak cukup hanya dengan penambahan pengetahuan di sekolah-sekolah, melainkan juga harus dilengkapi dengan pendidikan yang dapat ditimba dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat.

Dikatakannya bahwa sebagai tempat kita memahami dan menikmati seni budaya, maka Taman inipun dapat memberikan kepada kita semua akan kebutuhan budaya kita. Dengan menyaksikan dan menikmati bermacam-macam seni budaya bangsa kita yang bisa kita temui di Taman ini, kitapun makin menyadari betapa besar dan indahnya warisan seni budaya yang kita dapatkan dari pendahulu-pendahulu kita. Dalam segi kepariwisataan, maka jumlah pengunjung yang menunjukkan garis naik dari tahun ke tahun ke tempat ini telah berbicara sendiri mengenai peran Taman ini dalam peningkatan kegiatan pariwisata ini.




Senin, 20 April 1987

Presiden dan Ibu Soeharto pukul 09.00 pagi ini meresmikan jalan toll Cawang-Bekasi dan jalan toll Semanggi-Cawang. Sebelum acara peresmian, dengan menumpang sebuah bis Presiden dan Ibu Soeharto melewati gerbang toll Bekasi-Cawang setelah Presiden membayar tarif toll sebesar Rp1.500,-. Setelah menempuh jalan sejauh 13 kilometer itu, kendaraan yang ditumpangi Presiden bersama rombongan memasuki jalan tol Cawang-Semanggi. Di gerbang toll ini Kepala Negara membayar sebesr Rp500,- sebagai biaya toll untuk jalan sepanjang 6,7 kilometer. Dalam bis yang ditumpangi Presiden dan Ibu Soeharto itu ikut pula Menteri Pekerjaan Umum Suyono Sosrodarsono, Menteri Perhubungan Rusmin Nuryadin, Menteri/Sekretaris Negara Sudharmono, Ketua Bappenas JB Sumarlin, Gubernur Jawa Barat Yogie SM, dan Gubernur DKI Jakarta R Suprapto.

Walikotamadya Cirebon, Drs HM Dasawarsa, hari ini menyerahkan tahap kedua Bantuan Presiden sebesar Rp42.507.500,- kepada anitia Rumah Sakit Pembangunan Islam Siti Fatimah. Bantuan tahap pertama sebesar Rp100 juta telah diserahkan beberapa bulan yang lalu. Walikota juga menyerahkan bantuan Presiden sebesar Rp2,5 juta kepada Pesantren Al Hidayah ‘GUPPI’.




Kamis, 20 April 1989

Dalam kaitan dengan peringatan ulang tahun ke-14 TMII, sore ini Presiden Soeharto meresmikan tiga sarana baru taman miniatur itu. Ketiga sarana baru tersebut adalah Museum Perminyakan Graha Widya Patra, Museum Olahraga, dan kereta layang (aeromovel). Menurut rencana di TMII juga akan dibangun Museum Transportasi, Museum Telekomunikasi, serta Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.



Sabtu, 20 April 1991

Pukul 10.00 pagi ini, Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri acara peringatan ulang tahun TMII ke-16 di Sasono Utama TMII, Jakarta Timur. Dalam rangka ulang tahun itu, Ibu Tien Soeharto menerima penyerahan tiga proyek baru TMII, yaitu Museum Telekomunikasi, Museum Transportasi, Museum Peragaan Iptek. Ketiga proyek itu diserahkan secara berturut-turut oleh masing-masing penanggungjawabnya, yakni Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Soesilo Sudarman, Menteri Perhubungan Azwar Anas, dan Menteri Riset dan Teknologi BJ Habibie. Kemudian ketiga proyek itu diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Soeharto.   



Penyusun Intarti, S.Pd