PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 27 April 1969 - 1991

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
Minggu, 27 April 1969

Dalam amanat tertulis pada pembukaan seminar Pemuda dan Keluarga Berencana, yang diselenggarakan oleh WAY (Majelis Pemuda se-Dunia) di Jakarta hari ini, Presiden mengatakan bahwa tujuan pelaksanaan KB di Indonesia bukanlah untuk membanding-bandingkan pertambahan jumlah penduduk dengan produksi dengan produksi kebutuhan hidup . tujuan KB disini untuk mengusahakan agar keluarga-keluarga Indonesia dapat lebih menikmati kebahagiaan yang wajar, khususnya bagi ibu dan anak. Mengenai peranan pemerintah dalam hal ini, Jenderal Soeharto mengatakan bahwa pemerintah hanya memberikan bimbingan dan penerangan serta mengusahakan fasilitas yang diperlukan begi mereka yang ingin melaksanakan KB dengan kemauan sendiri sesuai dengan cita-cita yang dibenarkan oleh agama dan hukum.

Selasa, 27 April 1971

Dalam sidang Sub-Dewan Stabilisasi Ekonomi pagi ini di Bina Graha, Presiden Soeharto menyatakan bahwa seluruh bantuan yang diterima dari negara yang tergabung dalam IGGI, termasuk bantuan pangan, akan digunakan untuk pembangunan dan tidak untuk hal atau kepeluan yang konsumtif.

Jumat, 27 April 1973

Bertempat di Istana Merdeka, Presiden Soeharto pagi ini menerima kunjungan kehormatan Wakil Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Republik Federasi Jerman, Waller Scheel, di Istana Merdeka pada kesempatan ini, pemimpin Jerman Barat itu telah menghadiakan sebuah traktor mini kepada Presiden Soeharto, sementara Kepala Negara menyerahkan sebuah bingkisan cerutu kepadanya. 

Pagi ini pula Presiden Soeharto menerima utusan khusus Presiden Park Chung Hee dari Korea Selatan. Kepada Presiden Soeharto, utusan khusus Kyu Hak Choi menjelaskan tentang perkembangan terakhir perundingan yang dilakukan negaranya dengan pihak Korea Utara dalam rangka usaha penyatuan kedua Krea.

Selasa, 27 April 1976

Menteri P dan K, Sjarif Thajeb, menghadap Presiden di Bina Graha siang ini. Usai menghadap, Sjarif Thajeb menjelaskan kepada pers bahwa dalam pertemuan tersebut tersebut telah dibahas masalah perkelahian antar pelajar. Dalam hubungan ini Presiden menginstruksikan kepada Menteri Sjarif Thajeb untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelajar-pelajar sekolah lanjutan yang terlibat didalam perkelahian massal itu.

Rabu, 27 April 1977

Menteri Kehakiman Mochtar Kusumaatmadja hari ini melapor kepada Presiden Soeharto di Bina Graha tentang persiapan-persiapan Konferensi Hukum Laut Internasional ke-3 yang akan diadakan di New York mulai tanggal 23 Mei sampai 9 Juli mendatang. Konferensi tersebut akan membahas masalah ekplorasi dasar samudera dalam. Eksplorasi dasar samudera dalam ini adalah suatu peraturan yang akan memberikan kewenangan kepada setiap negara untuk mengolah hasil mineral dari dasar laut dalam. Bagi Indonesia, yang kini telah mulai memprodusir nikel di Soroako, dengan sendirinya hal tersebut menjadi sangat penting. Ini disebabkan karena pengelolaan nikel yang ada di darat. 
Demikian penjelasan Menteri Mochtar setelah berjumpa dengan Presiden Soeharto.

Presiden Direktur Dana Kerjasama Ekonomi Luar Negeri Jepang, Kaneo Ichihara, mengatakan bahwa bantuan Jepang yang disalurkan lewat dana kerjasama luar negeri (Overseas Economic Coorperation Fund atau OECF) yang sejak dibentuknya IGGI tahun 1968 hingga sekarang berjumlah US$1,1 milyar. Semua itu telah digunakan sebaik-baiknya oleh Pemerintah Indonesia. Dalam bantuan ini juga sudah termasuk Proyek Asahan di Sumatera Utara. Demikian Kaneo Ichihara mengemukakan kepada para wartawan setelah mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto.

Menteri Negara PAN/Wakil Ketua Bappenas Sumarlin setelah diterima Presiden Soeharto di Bina Graha mengemukakan kepada para wartawan bahwa tidak ada tambahan bantuan baru dari Jerman Barat untuk proyek pabrik besi baja PT Krakatau Steel di Cilegon, Jawa Barat. Bantuan yang telah disepakati berjumlah 1,2 milyar mark Jerman untuk proyek tersebut sampai sekaran belum seluruhnya direalisasikan.

Senin, 27 April 1981

Presiden Soeharto tidak dapat menyetujui diadakannya suatu badan khusus untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan soal-soal keagamaan dan keagamaan. Demikian diungkapkan oleh Menteri Agama, Alamsyah Ratu Perwiranegara, setelah menghadap Kepala Negara di Istana Merdeka hari ini. Dikatakannya bahwa masalah ini memang telah diusulkan dalam pertemuan antara Pemerintah dengan para alim uama dan tokoh-tokoh Islam pada tanggal 20 April yang lalu, Alamsyah menjelaskan bahwa masalah agama ditangani Majelis Ulama, sedangkan mengenai masalah politik telah ditangani oleh Departemen Dalam Negeri, sementara persoalan keamanan diatur oleh Kopkamtib.

Selasa, 27 April 1982

Di desa Petung, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Presiden Soeharto hari ini meresmikan bendungan serbaguna Bening dan proyek irigasi Widas. Pembangunan kedua proyek ini merupakan bagian dari usaha untuk mengebangkan dan memanfaatkan sumber-sumber daya air Kali Widas, agar kali Widas dapat berkembang.

Dalam amanatnya, Kepala Negara mengatakan bahwa kehidupan masyarakat yang berbahagia lahir batin hanya akan dapat dicapai apabila kita mampu melaksanakan serangkaian pembangunan yang bertahap dan sambung menyambung dengan mengerahkan segala daya dan dana yang kita miliki. Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita mulai melangkah menuju cita-cita itu sudah mulai tampak.selama hampir satu setengah dasawarsa kita membangun, kehidupan kita mulai bertambah baik. Produksi pangan kita telah meningkat dengan pesat, sandang juga sudah bukan merupakan masalah lagi, pelayanan kesehatan telah membaik, demikian pula anak-anak kita telah memperoleh pendidikan di SD. Karena itu, Presiden menyerukan masyarakat untuk membulatkan tekad untuk terus melaksanakan pembangunan.

Sabtu, 27 April 1985

Pagi ini di Bina Graha Presiden Soeharto menerima Mohamed Yazid, Ketua Delegasi/Utusan Khusus Presiden Aljazair. Utusan tersebut menemui Presiden Soeharto untuk menyampaikan pesan khusus Presiden Aljazair, Chadly Benjadid. Pesan itu antara lain berisi ucapan terima kasih rakyat dan pemerintah Aljazair kepada pemerintah dan rakyat Republi Indonesia yang telah memberikan bantuan dan dukungan diplomatik ketika Aljazair berjuang melawan kolonialismePrancis pada masa lalu. Dalam pertemuan dengan utusan khusus tersebut, dibicarakan pula masalah-masalah bilateral dan internasional yang berkembang dewasa ini, serta upaya-upaya untuk memperkuat persatuan diantara negara-negara Asia Afrika. Setelah menerima utusan Presiden Aljazazir, Presiden Soeharto kemudian menerima Dr Sam Nujoma, Pimpinan Delegasi SWAPO. Dalam pertemuan tersebut, Presiden mengemukakan kembali dukungan Indonesia bagi perjuangan SWAPO dalam menghadapi dominasi rezim apartheid Afrika Selatan di Namibia.

Senin, 27 April 1987

Menteri Kesehatan Suwardjono Surjoningrat usai di terima Presiden Soeharto di Cendana pagi ini mengatakan kepada pers bahwa Kepala Negara agar dokter tidak hanya berkumpul di Jakarta, tetapi bersedia bertugas di daerah-daerah, khususnya daerah terpencil. Mereka diharapkan melakukan tugas kemanusiaan melayani masyarakat.

Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Peternakan dan Perikanan, JH Hutasoit, menghadap Kepala Negara pagi ini di Bina Graha. Pada kesempatan itu ia melaporkan mengenai realisasi Bantuan Presiden untuk menanggulangi penyakit rabies.

Kepada wartawan ia mengatakan bahwa daerah yang tertular wabah penyakit anjing gila telah meluas dari hanya empat daerah pada bulan Januari 1987 menjadi sembilan daerah pada Maret lalu. Malah ada daerah yang sudah dinyatakan tertutup yaitu Kabupaten Sragen dan Boyolalidi Jawa Tengah. Untuk menanggulangi penyebaran penyakit rabies itu pemerintah telah menyalurkan vaksin ke Jawa Barat dan Jawa Tengah masing-masing 80.000 dosis, Jawa Timur 15.000 dosis, DKI Jakarta 10.000 dosis, Yogyakarta 10.000 dosis dan Riau 5.000 dosis.

Ulang Tahun ke-12 TMII dirayakan hari ini. Bertepatan dengan Ulang Tahun ini, diresmikan pula sebuah taman burung. Taman Burung yang megah ini membuat TMII bukan saja semakin lengkap, melainkan juga tambah semarak.

Dalam amanatnya, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa dengan memelihara, menggali kembali dan mengembangkan budaya daerah, kita ingin memperkaya,memperindah, dan memperdalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Pada kurun waktu persatuan dan kesatuan kita kukuh kuat seperti sekarang ini, penggalian kembali budaya daerah itu bukan lagi merupakan bahaya yang akan memecah belah tubuh bangsa kita. Kita sekarang cukup kuat, kita skarang cukup dewasa, kita sekarang cukup matang, sehingga tidak akan kembali kepada masa kuatnya rasa kesukuan yang sempit dan menyesakkan nafas.

Kamis, 27 April 1989

Menteri PAN, Sarwono, dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN), Waskito Resosoedirdjo, menghadap Kepala Negara pagi ini di Cendana. Keduanya menghadap untuk melapor tentang BAKN untuk melaksanakan rencana pensiun otomatis pegawai negeri.

Dalam pertemuan itu Presiden meminta agar BAKN benar-benar mengawasi aparatnya untuk melaksanakan sistem pensiun otomatis. Dengan demikian diharapkan bahwa nanti tidak ada lagi keterlambatan didalam mengeluarkan surat keputusan pensiun seperti yang sering terjadi selama ini.

Sabtu, 27 April 1991

Bertempatan di Prambanan, Yogyakarta, Presiden Soeharto hari ini meresmikan selesainya pemugaran Candi Wisnu. Dengan selesainya pemugaran Candi ini maka wujud kompleks percandian Lorojonggrang telah berhasil dipulihkan.

Menyambut keberhasilan itu, Kepala Negara mengatakan bahwa pemerintah memberikan perhatian sepenuhnya pada upaya-upaya pemugaran peninggalan sejarah. Dikatakannya bahwa kita menyadari bahwa upaya ini masih mengalami berbagai kendala dan keterbatasan. Hal ini disebabkan oleh keharusan kita untuk menentukan prioritas yang tepat dalam seluruh gerak pembangunan. ditambahkannya bahwa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, pemerintah akan berupaya untuk menyelamatkan dan memugar serta selanjutnya merawat berbagai wujud peninggalan sejarah, baik yang berwujud monumen maupun dokumen.

Penyusun Intarti