PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 22 Oktober 1969 - 22 Oktober 1990

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
Rabu, 22 Oktober 1969

“saya sangat menaruh perhatian pada Konferensi Nasional tentang Anak dan Pemuda. Dalam perencanaan pembangunan nasional, sungguh bukan omong kosong bahwa potensi suatu bangsa ditentukan oleh pembinaan anak dan pemuda”. Demikian antara lain dikatakan Presiden Soeharto dalam amanat tertulisnya pada pembukaan Konferensi Tentang Anak dan Pemuda di Gedung Pola, Jakarta, pagi ini. Menurut Jenderal Seoharto, pembinaan anak dan pemuda harus disesuaikan dengan proses pembangunan bangsa serta berlandaskan Pancasila, karena pembinaan anak dan pemuda merupakan persiapan kader-kader bangsa dalam arti yang luas.

Sabtu, 22 Oktober 1977

Presiden Soeharto menginstruksikan agar kepala daerah meneliti, menghitung, mentimpulkan dan melaporkan secara obyektif situasi pangan didaerahnya masing-masing, sehingga bisa dihindarkan akibat-akibat kekurangan pangan yang memprihatinkan. Demikian penjelasan Sesdalobang Silichin GP setelah menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha bersama Gubernur Jawa Tengah Supardjo Rustam hari ini. Selain itu juga Presiden Soeharto meminta agar pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan dan mencurahkan perhatiannya secara maksimum untuk menanggulangi kemungkinan kekurangan pangan di daerahnya. Presiden juga menilai bahwa kekurangan pangan yang terjadi di beberapa daerah sekarang ini disebabkan oleh faktor-faktor yang memang diluar jangkauan manusia, seperti kekeringan, banjir dan hama wereng.

Ketua Yayasan Dharmais, Soeharto, menyerahkan sumbangan kepada Yayasan Pemeliharaan Anak Yatim Piatu Ambon berupa uang sebesar Rp2.025.000,-. Sumbangan tersebut diterima oleh ketua yayasan melalui Gubernur/Kepada Daerah Maluku.

Senin, 22 Oktober 1979

Bertempat di Bina Graha, pada pukul 09.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima Wakil Perdana Menteri Rumania, Virgin Trofin. Dalam kunjungan yang berlangsung selama hampir satu jam itu, Wakil PM Trofin telah menyampaikan pesan pribadi Presiden Rumania, Nicolae Ceaucescu, kepada Presiden Soeharto. Kepada WPM Trofin, Kepala Negara menyatakan keyakinannya bahwa hubungan dan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Rumania dapat ditingkatkan lagi, terutama dalam bidang industri pertanian, ilmu pengetahuan dan tegnologi.

Pagi ini pula Presiden menerima kunjungan kehormatan Menteri Keuangan Belanda, FHJJ Andriesen. Setelah diterima Kepala Negara, Menteri Andriesen mengatakan bahwa Presiden menyatakan penghargaannya atas bantuan yang diberikan berbagai negara untuk pembangunan di negeri ini, terutama sekali peranan Negeri Belanda. Sebagaimana diketahui, Negeri Belanda bertindak sebagai ketua IGGI yang menghimpun sejumlah negara yang memberikan bantuan dana bagi pembangunan Indonesia.

Pukul 11.00 pagi ini, dengan didampingi oleh Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Selandia Baru, BE Tolboys, mengunjungi Presiden Soeharto di Bina Graha. Selesai pertemuan, WPM Tolboys mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut telah disepakati untuk meningkatkan saling kunjungan antara kedua negara. Saling kunjungan ini tidak hanya antara pejabat resmi pemerintahan, tetapi mencakup pihak swasta, pemuda, cendekiawan, petani dan usahawan dari kedua negara.

Kamis, 22 Oktober 1981

Presiden Soeharto atas nama Pemerintah dan rakyat Indonesia telah mengirimkan kawat ucapan selamat kepada Presiden Hosni Mubarak sehubungan dengan terpilihnya ia sebagai Presiden Mesir yang baru, menggantikan almarhum Anwar Sadat. Dalam telegram tersebut Kepala Negara mengharapkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Mesir; disamping itu, Presiden juga mengharapkan agar hubungan kedua negara terus berkembang baik di masa-masa yang akan datang.

Jumat, 22 Oktober 1982

Pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto mengakhiri kunjungan tidak resmi selama tiga hari di Jepang. Dari Tokyo, Presiden dan rombongan langsung terbang ke Jakarta.

Sabtu, 22 Oktober 1983
Bertempat di Istana Merdeka,  secara berturut-turut pagi ini Presiden Soeharto menerima surat-surat kepercayaan dari Duta Besar Kanada, John Maldwyn Turner Thomas, dan Duta Besar Austria, Dr Ernst Illsinger.

Menyambut pidato Duta Besar Thomas,  Kepala Negara mengatakan bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama yang semakin kukuh antara kedua negara, telah membuat Kanada semakin dikenal di Indonesia. Hal itu tidak saja karena potensi ekonomi dan perdangan yang dimilikinya, tetapi juga sebagai negara yang berpandangan maju terhadap berbagai masalah dunia yang kini dihadapi umat manusia. Dikatakan pula oleh presiden bahwa Indonesia sangat menghargai usaha-usaha yang gigih dan tak kenal lelah dari Pemerintah Kanada untuk menjembatani jurang pemisah antara negara-negara industri maju dengan negara-negara yang sedang membangun.

Dalam pada itu, ketika memberika balasan atas pidato Duta Besar Illsinger, Presiden menyatakan keyakinannya bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama yang erat antara kedua negara masih dapat ditingkatkan lagi pada masa-masa mendatang. Dikatakannya bahwa persahabatan dan kerjasama antara Indonesia dan Austria sedikit banyak tentu akan ikut memberi sumbangan bagi perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia, yang merupakan cita-cita kita semua.

Senin, 22 Oktober 1984

Pukul 10.00 pagi ini, bertempat di Cendana, Presiden Soeharto menerima Ketu Otorita Pengembangan Proyek Asahan, Ir AR Soehoed. Dalam pertemuan itu Ir AR Soehoed telah melaporkan tentang perkembangan proyek yang dipimpinnya.

Usai menghadap Kepala Negara, ia mengatakan bahwa proyek-proyek Asahan yang sudah selesai meliputi PLTA yang berkapasitas 603 MW dengan tiga bendungannya dan jaringan transmisi ke Kuala Tanjung. Selain itu pula diselesaikan pabrik peleburan aluminium yang mampu berproduksi 225.000 ton per tahun serta pemukiman dan prasana untuk karyawannya. Dikatakannya pula bahwa Presiden Soeharto akan meresmikan selesainya pembangunan fisik Proyek Asahan pada awal November yang datang.

Malam ini, bertempat di Istana Negara, Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan makan malam kenegaraan untuk menghormat kunjungan Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam dan Raja Istri Pengiran Anak Saleha di Indonesia. Sultan Hassanal Bolkiah tiba di pelabuhan udara Internasional Halim Perdanakusuma pukul 12.00 siang tadi, untuk suatu kunjungan kenegaraan selama empat hari. Sebelum jamuan makan malam dilakukan tukar menukar cindera mata. Presiden Soeharto memberikan sebilah keris kepada Sultan Hassanal Bolkiah, dan Ibu Tien memberikan seperangkat peralatan makan dari perak kepada permaisuri Sultan. Sementara itu Sultan Hassanal Bolkiah memberikan seperangkat tempat minum kepada Presiden Soeharto, dan permaisurinya memberikan tempat buah kepada Ibu Soeharto.

Menyambut tamunya di Istana Negara malam ini, Presiden Soeharto mengungkapkan keyakinannya bahwa kunjungan Sultan Hassanal Bolkiah ini akan makin mempererat tali persaudaraan dan kerjasama antara kedua bangsa dan negara. Dikatakan oleh Presiden bahwa ia melihat banyak bidang kerjasama yang dapat dilakukan oleh kdua negara dalam rangka usaha mencapai tujuan masing-masing dan bersama-sama .

Sebelumnya, Kepala Negara juga menyatakan rasa syukurnya bahwa begitu merdeka, Brunei Darussalam langsung masuk mejdai anggota ASEAN. Menyangkut perkumpulan bangsa-bangsa Asia Tenggara ini Presiden mengatakan bahwa tugas ASEAN di tahun-tahun mendatang akan penuh ujian, karena lingkungan sekitarnya dan dunia pada umumnya masih penuh dengan berbagai kerawanan. Hal ini karena dunia masih dicekam oleh berbagai konflik, dan dicemaskan oleh perkembangan ekonomi yang belum menentu. Namun dengan terus memperkuat persatuan dan terus memegang semangat ASEAN, maka cita-cita dan tujuan ASEAN pasti akan terwujud.

Selasa, 22 Oktober 1985

Pukul 10.30 pagi ini, bertempat di Bina Graha, Presiden Soeharto menerima Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Fuad Hassan. Menteri Fuad Hassan menghadap untuk melaporkan tentang kerjasama departemen yang dipimpinnya dengan Departemen yang dipimpinnya dengan Departemen Perindustrian. Dalam kerjasama tersebut akan digalakkan sistem magang (belajar bekerja) di sejumlah industri dalam rangka memberikan keterampilan kepada para remaja putus sekolah. Beberapa industri sudah dipersiapkan oleh Departemen Perindustrian guna menampung para putus sekolah tersebut untuk belajar praktek; jika memungkinkan, mereka dapat dipekerjakan seterusnya.

Kamis, 22 Oktober 1987

Jose Conception, utusan khusus Presiden Cory Aquino, menghadap Presiden Soeharto di Istana Merdeka pagi ini. Ia menemui Presiden untuk menyampaikan surat dari Presiden Filipina itu.

Setelah bertemu dengan Presiden, Conception yang adalah juga Menteri Perdangan dan Industri Filipina itu mengatakan bahwa Presiden Soeharto sangat mendukung penyelenggaraan KTT ASEAN di Manila. Menurutnya, Presiden Soeharto juga menekankan betapa pentingnya KTT itu, khususnya bagi pembangunan ekonomi dikawasan ASEAN. Oleh karenannya presiden perlu bagi semua manteri ekonomi untuk mempelajari hal hal penting dn usul0usul yang akan disampaikan guna dipertimbangkan oleh masing-masing kepala negara dalam pertemuan tersebut.

Presiden soeharto menginstruksikan kepada menteri tenaga kerja dan menteri perindustrian untuk bersama sama memperhatikan masalah keselamatan dan keamanan kerja. Instruksi ini dikeluarkan presiden sebagai tanggapannya atas laporan menteri tenaga kerja, sudomo, mengenai kasus kebakaran perusahaan konfeksi nido, di jakarta, yang telah mengakibatkan 21 orang kariawannya meninggal dunia.

Setelah menghadap kepala negara asing ini di istana merdeka, menteri sudomo mengatakan bahwa kasus ini tetap diajukan ke pengadilan. Dikatakannya pula bahwa untuk melaksanakan instruksi presiiden itu, departemennyaakan membentuk sebuah team khusus. Team khusus ini akan mendatangi perusahaan industri kecil seluruh bangsa indonesia guna melihat dari dekat segi segi keselamatan dan keamanan kerja di perusahan tersebut. 

Senin, 22 Oktober 1990

Pada jam 08.45 pagi ini, bertempat di Istana Merdeka, Presiden menerima kunjungan perpisahan Nelson Mandela. Dalam pertemuan selama 15 menit itu, Kepala Negara menyerahkan cek bernilai US$ 10 juta kepada Mandela. Dari Jakarta, Mandela meneruskan perjalanan ke Australia dengan menumpang pesawat kepresidenan Bae-146 yang disedian oleh Presiden Soeharto.

Pagi ini Presiden Soeharto membuka Kongres Kehutanan Indonesia II dalam suatu upacara di Istana Negara. Kongres yang akan berlangsung hingga tanggal 25 Oktober mendatang dan diikuti oleh 1.300 peserta itu diadakan untuk merumuskan pemikiran-pemikiran dan gagasan untuk terus mengembangkan usaha-usaha perbaikan pengelolaan hutan produksi.

Melalui peserta kongres Kepala Negara menyerukan kepada masyarakat dunia untuk membantu Indonesia membangun hutan industrinya. Dikatakan oleh Presiden bahwa kita menggunakan hutan sebagai sumber daya alam dan sekaligus juga berusaha keras meningkatkan rehabilitas dan membangun hutan tanaman industri. Tugas ini jelas bukan tugas yang ringan. Untuk membangun hutan industri. Tugas ini jelas bukan tugas yang ringa. Untuk membangun hutan industri diperlukan modal yan tidak kecil, keahlian dan manajemen yang baik, yang belum seeluruhnya kita sediakan. Kerena hutan kita merupakan faktor penting yang ikut menentukan keadaan iklim serta lingkungan hidup global, maka bangsa-bangsa lain, khususnya bangsa bangsa maju, seyogianya mendukung kegiatan ini.

Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1 - 6