PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Kunjungan Kenegaraan Presiden Uzbekistan, Islam Abdulganievich Karimov Tiba di Jakarta.

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
SENIN, 22 JUNI 1992 

Presiden Uzbekistan, Islam Abdulganievich Karimov, pagi ini tiba di Jakarta untuk memulai kunjungan kenegaraan selama dua hari. Setiba di halaman di Istana Merdeka tepat pukul 10.40, ia disambut oleh Presiden Soeharto dalam upacara kebesaran militer. Kemudian ia mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden di Istana Merdeka. Segera setelah itu, tamu negara langsung meninjau Masjid Istiqlal dan industri tekstil di Tangerang.

Siang ini, pada jam 12.00, Presiden Soeharto menyerahkan bahan-bahan GBHN kepada PPP, Golkar, PDI, ABRI dan Daerah. Acara penyerahan naskah ini merupakan suatu perkembangan baru dalam sistem politik kita, sebab pada masa-masa sebelumnya Presiden Soeharto menyerahkannya secara langsung kepada MPR.

Dalam kata sambutannya, Kepala Negara mengatkan bahwa bahan bagi penyusunan GBHN 1993 yang diserahkan itu tidaklah bersifat final, sehingga masih bisa disempurnakan. Sekalipun demikian Kepala Negara mengharapkan GBHN tahun 1993 hendaknya dapat dicapai dengan musyawarah-mufakat. Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu, Presiden menyampaikan keyakinannya bahwa jika semua pihak di MPR benar-benar menghayati Demokrasi Pancasila, maka MPR pasti akan bisa menyusun GBHN dengan lancar.

Malam ini Presiden dan Ibu Soeharto mengadakan jamuan kenegaraan untuk menghormat Presiden Islam Karimov dan rombongan. Dalam acara yang berlangsung di Istana Negara itu, Presiden Soeharto antara lain mengatakan bahwa Indonesia menyambut gembira kemerdekaan Uzbekistan, karena sesuai dengan UUD 1945 yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Dikatakan pula oleh Kepala Negara bahwa Indonesia memegang tekuh tekad untuk mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama yang saling memberi manfaat, saling menghormati secara tulus kedaulatan negara lain dan tidak saling mencampuri urusan dalam negeri; tanpa membeda-bedakan sistem politik atau sistem sosial yang dianut masing-masing negara.

Sementara itu, membalas pidato Presiden Soeharto, Presiden Karimov mengatakan bahwa kedua negara bisa menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi baik melalui peningkatan ekspor maupun investasi. Diharapkannya agar wakil-wakil dari Indonesia dapat memperluas kerjasama dengan Uzbekistasn. Dimana terdapat pasar yang potensial bagi berbagai barang buatan Indonesia, seperti barang-barang konsumsi. 

Publikasi, Lita.SH