PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 24 Juni 1971 - 24 Juni 1989

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,
KAMIS, 24 JUNI 1971
Pagi ini di kediamannya, Presiden Soeharto menerima Menteri Dalam Negeri Amirmachmud yang melaporkan tentang persiapan pelaksanaan pemilihan umum, pembangunan di beberapa daerah dan tindak lanjut sesudah pemilihan umum tanggal 3 Juli 1971. Menteri juga melaporkan tentang bencana alam yang terjadi di Brebes, serta rencana pelantikan pejabat Gubernur/Kepala Daerah Bengkulu dan Sumatera Barat. Pada kesempatan itu Presiden Soeharto menyerahkan sumbangan Rp. 10 juta untuk pembangunan mental-spritual di Provinsi Sumatera Barat.

Jam 10.30 pagi ini Presiden Soeharto menerima pimpinan PTDI yang diwakili oleh Letjen. Sarbini dan Letjen. Sudirman di Jalan Cendana. Pertemuan ini membahas masalah penerapan analisa pembangunan dalam pesantren-pesantren dan perguruan-perguruan tinggi dakwah islam. Presiden mengarapkan agar PTDI dapat memasukkan amalan pembangunan didalam tempat-tempat pendidikan islam.


SELASA, 24 JUNI 1975
Sidang kabinet terbatas bidang kesra berlangsung pagi ini di Bina Graha dibawah pimpinan Presiden Soeharto. Diantara beberapa keputusan yang diambil oleh sidang adalah menyangkut peringatan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-30, dimana Kepala Negara menekankan adanya partisipasi penuh masyarakat didalamnya dengan menonjolkan sifat-sifat kegotong-royongan. Selain itu sidang juga memutuskan untuk mewujudkan ketentuan-ketentuan UU Pokok Perburuhan menyangkut asuransi sosial. Dalam hubungan ini perusahaan-perusahaan diwajibkan menyisihkan dan memupuk dana untuk keperluan-keperluan karyawan. Dana-dana tersebut meliputi tabungan hari tua, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan, dan jaminan kematian.

Juga diputuskan untuk memperluas kegiatan BUUD/KUD di masa yang akan datang, sehingga mencakup pula kehidupan nelayan. Keputusan ini dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup kaum neyalan.


SABTU, 24 JUNI 1978 
Pukul 09.00 pagi ini di Istana Merdeka, Presiden Soeharto megadakan pertemuan dengan pimpinan MPR/DPR. Usai pertemuan yang diadakan atas permintaan pimpinan MPR/DPR itu, Ketua MPR/DPR mengatakan bahwa pertemuan tersebut diadakan sehubungan dengan telah terisinya jabatan Ketua DPR, selain karena adanya beberapa hal yang perlu dibicarakan antara pemimpin dewan dan pimpinan pemerintahan. Pembicaraan tersebut meliputi akhir tahun sidang DPR, akhir tahun sidang DPR, akhir periode kerja Bepeka pada bulan Agustus 1978, peningkatan hubungan kerja sehubungan dengan penyusunan RAPBN,  lowongan Sekretaris Jenderal DPR, penyampaian RUU dari Pemerintah kepada Dewan, dan sehubungan kerjasama antar parlemen.

Khusus mengenai masalah RUU, sebab masalahnya sangat mendesak. Diantara RUU yang sangat diharapkan itu adalah RUU tentang kedudukan keuangan lembaga tinggi negara dan lembaga tertinggi negara.


RABU, 24 JUNI 1981
Menteri koordinator bidang Ekuin, Widjojo Nitisastro, bersama Direktur Utama Pertamina, Yudo Sumbodo, pagi ini menghadap Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Setelah menghadap, Widjojo mengatakan bahwa ia melaporkan mengenai persiapan perundingan dengan Republik Korea, sehubungan dengan kunjungan Presiden Chuun Doo Hwan ke Indonesia. Sementara itu Yudo Sumbono mengatakan bahwa Indonesia akan mengekspor LNG ke Korea Selatan atas dasar kontrak jangka panjang selama 20 tahun.

Bertempat di Istana Merdeka, pukul 10.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima surat kepercayaan Duta Besar Kerajaan Inggris, Robert Brash CMG. Menyambut pidato Duta Besar Brash, Kepala Negara mengatakan bahwa dibanding dengan masalah dan tantangan yang telah kami atasi, maka kami berbesar hati bahwa pembangunan kami mencapai hasil-hasil yang sangat besar. Namun, sadar akan tujuan-tujuan dan harapan-harapan jangka panjang kami, maka kami juga menyadari bahwa dewasa ini kami masih berada pada tahap-tahap awal pembangunan.

Selanjutnya dikatakan Presiden bahwa dalam rangka mempercepat dan memperlancar pelaksanaan pembangunan, kami menyambut baik tawaran dan pelaksanaan program-program pembangunan yang telah kami susun dan kami berikan prioritas. Demikian Kepala Negara.

Presiden Soeharto mengatakan bahwa masalah pencalonan dirinya menjadi Presiden RI tahun depan, terserah kepada rakyat dan MPR, apakah ia akan dipilih atau tidak. Demikian dikatakan Presiden Soeharto kepada pimpinan Dewan Ekonomi Veteran Indonesia, yang menghadapnya siang ini di Istana Merdeka.


SELASA, 24 JUNI 1986
Presiden Soeharto hari ini di Bina Graha menerima kunjungan kehormatan Deputi Menteri Luar Negeri Iran, Shaykol Eslam, yang didampingi oleh Duta Besar Irian di Jakarta, Hussein Mir Fakhar, dan Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri, Soedarmono. Dalam pertemuan itu Shaykol Eslam telah menyampaikan itu pesan Presiden Iran, Khamenei, kepada Presiden Soeharto. Kesempatan itu juga dimanfaatkan untuk membicarakan berbagai hal yang menyangkut hubungan dan kerjasama Indonesia-Iran, disamping masalah harga minyak di pasaran internasional. Menyangkut hubungan bilateral itu, telah dibahas mengenai usaha untuk mengadakan hubungan dagang langsung antara kedua negara, karena selama ini hubungan dagang pada umumnya dilakukan melalui negara ketiga.

Presiden Soeharto memberi petunjuk kepada Menteri Kehutanan Sudjarwo agar bersama-sama Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan dan Menteri Dalam Negeri mengatur pengurangan secara bertahap ekspor rotan mentah dan setengah jadi. Menurut Presiden, pengurangan ekspor itu akan membuka peluang bagi perkembangannya industri hilir di dalam negeri, sehingga menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan nilai tambah bagi industri kita. Petunjuk ini diberikan Kepala Negara di Bina Graha pagi ini.


SABTU, 24 JUNI 1989
Menteri Koperasi/Kepala Bulog Bustanil Arifin pagi ini diterima Presiden Soeharto di Cendana. Sesudah menghadap Kepala Negara, ia mengatakan bahwa Bulog telah diberi izin untuk mengekspor beras bilamana kita mempunyai kelebihan beras. Namun ditekankan oleh Presiden bahwa harus dipikirkan kepentingan kita jangan sampai kekurangan nantinya, sebab keadaan pangan dunia sekarang ini sedang gawat.


Penyusun Intarti, SPd.