PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Seragkaian Kegiatan Presiden Soeharto Menghadiri pembukaan KTT G-15 yang Berlangsung di Gedung Parlemen Malaysia.

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
JUMAT, 1 JUNI 1990

Pagi ini Presiden Soeharto dan PM India Vishwanath Pratap Singh mengadakan pembicaraan di Hotel Shangri-La dimana Presiden dan rombongan menginap. Kepala Negara tiba di Kuala Lumpur kemarin siang, dalam rangka menghadiri KTT G-15.

Didalam pembicaraan itu keduanya sepakat bahwa KTT tersebut itu tidak perlu menghasilkan keputusan-keputusan dramatis dalam bentuk keinginan-keinginan semata. Menurut mereka, walaupun keputusannya agak kecil, yang penting kongkrit sehingga dapat menjadi awal dari pekerjaan berikutnya. Apabila selama ini telah banyak keinginan-keinginan yang tertuang dalam berbagai dokumen tetapi belum dapat dilaksanakan.

Pukul 10.00, setelah berbicara dengan PM Singh, Presiden Soeharto menghadiri pembukaan KTT G-15 yang berlangsung di gedung Parlemen Malaysia. Acara pembukaan yang dilakukan oleh PM Mahatir Mohamad itu ditandai dengan pengheningan cipta atas wafatnya mantan Perdana Menteri Malaysia, Dato Hussein Onn.

Sehubungan dengan meninggalnya Dato Hussein Onn, hari ini Presiden Soeharto yang didampingi oleh Menteri Luar Negeri Ali Alatas dan Menteri/Sekretaris Negara Moerdiono melayat almarhum Dato Hussein Onn. Selain Presiden Soeharto, tampak juga melayat PM Pratap Singh.

Malam ini Presiden Soeharto dan para peserta KTT G-15 lainnya menghadiri jamuan makan malam kenegaraan yang diselenggarakan oleh Sri Baginda Yang Di Pertuan Agong dan Raja Permaisuri Agong Malaysia di Kuala Lumpur. Dalam acara ini Presiden Soeharto diminta untuk mmenyampaikan sambutan balasan terhadap pidato selamat datang Yang Di Pertuan Agong atas nama kepala-kepala pemerintah lainnya.

Dalam pidatonya, balasannya Presiden Soeharto mengatakan bahwa dihadapan kita terbuka peluang baru dan tantangan-tantangan baru untuk membangun dunia yang lebih tentram, lebih maju, lebih sejahtera dan lebih adil dari yang kita rasakan sampai sekarang. Gerak pendekatan Timur-Barat, khususnya antara negara-negara adidaya, telah mengurangi ketegangan internasional. Kita melihat cakrawala baru bagi penyelesaian konflik regional melalui jalan dialog dan perundingan. Namun di pihak lain kita tetap merasakan ketimpangan-ketimpangan dalan perekonomian internasional dan ketidakadilan dalam hubungan Utara-Selatan. Masalah ini telah menjadi masalah global, yang penyelesaiannya secara tuntas terasa mendesak.

Dikatakannya oleh Presiden bahwa kita harus menemukan jalan untuk memperkuat kerjasama Selatan-selatan.  Kita perlu merumuskan dan mengidentifikasi proyek-proyek dan program-program nyata yang dapat dilaksanakan antara sesama negara-negara berkembang. Disamping itu kita juga mengadakan tinjauan terhadap permasalahan dan perkembangan ekonomi dunia, khususnya mengenai aspek-aspek yang berdampak langsung pada kepentingan negara-negara berkembang. Kita menyatukan gagasan dan strategi bagi penanggulangan masalah-masalah tersebut dalam forum-forum Utara-Selatan. 

Publikasi, Lita.SH