PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Pertemuan Empat Mata Antara Presiden Soeharto dengan Presiden Fakhruddin Ali Ahmed di Istana Merdeka.

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
SELASA, 27 MEI 1975

Selama satu jam, mulai pukul 08.45 pagi ini di Istana Merdeka berlangsung pertemuan empat mata antara Presiden Soeharto dengan Presiden Fakhruddin Ali Ahmed. Dalam pertemuan itu kedua pimpinan telah bertukar pikiran mengenai berbagai masalah bilateral, regional, dan internaional. Kedua Kepala Negara bersepakat untuk meningkatkan hubungan dan saling pengertian antara kedua negara. pada kesempatan itu pula Presiden Ali Ahmed telah mengundang Presiden Soeharto untuk mengunjungi India dalam waktu dekat. Undangan ini disambut dengan baik oleh Presiden Soeharto.
Presiden dan Nyonya Ali Ahmed tiba di Jakarta kemarin sore, dan akan berada di Indonesia sampai tanggal 31 Mei. Selama di Jakarta tamu negara itu antara lain akan mengunjungi Taman Mini dan Kilang Minyak Arjuna di lepas pantai Jakarta.

Pukul 10.00 pagi ini Presiden Soeharto memimpin sidang kabinet terbatas bidang Kesra di Bina Graha. Sidang telah mendengarkan laporan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, Subroto dan Menteri Agama, Mukti Ali. Menteri Subroto melaporkan tentang pengiriman 20.00 orang tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja pada perusahaan-perusahaan kapal di Amerika Serikat selama satu tahun.

Menteri Mukti Ali telah melaporkan tentang masjid yang memiliki nilai sejarah tetapi dalam keadaan rusak, seperti yang terdapat di Cirebon, Kudus, Demak Surabaya dan Pontianak. Dalam hubungan ini Kepala Negara menginstruksikan Departemen Agama untuk merehabilitasi masjid-masjid itu dengan menggunakan dana sosial dan kerohanian yang ada pada departemen tersebut. Mengenai pelaksanaan Inpres madrasah-madrasah, Presiden memerintahkan dibentuknya sebuah team yang dikaitkan dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang dikeluarkan belum lama ini. Rehabilitasi itu supaya ditujukan terutama kepada madrasah-madrasah negeri, sementara untuk swasta agar dipilih madrasah-madrasah yang layak saja. Demikian petunjuk Kepala Negara.

Publikasi, Lita.SH