PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Kebijaksanaan Presiden Soeharto Terhadap Masalah Bilateral, Regional, dan Global.

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
Rabu, 10 April 1985

Selama dua jam, sejak pukul 09.30, pagi ini Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan dengan PM Thatcher di Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu telah dibicarakan masalah-masalah bilateral, regional, dan global. Antara lain telah disinggung masalah kebijaksanaan yang ditempuh Indonesia dalam melaksanakan tahap-tahap pembangunan, masalah Timor-Timur, masalah Kamboja, serta hubungan Indonesia dengan RRC.
Dalam rangka kerjasama bilateral, kedua pemimpin menjajaki kerjasama dalam bidang pertanian, teknologi, industri, dan lain-lain. Mengenai keadaan ekonomi internasional, kedua kepala pemerintahan sependapat mengenai perlunya harga minyak yang stabil, untuk menjaga stabilitas ekonomi dunia dan stabilitas ekonomi masing-masing negara. Disepakati bahwa ketidakstabilan harga minyak merupakan salah satu faktor dari timbulnya resesi dunia saat ini.

Rabu, 10 April 1986

Pagi ini di Istana Merdeka, Presiden Soeharto menerima para menteri kehakiman dan jaksa agung negara-negara ASEAN. Para menteri kehakiman dan jaksa agung itu berada di Indonesia dan menghadap Kepala Negara dalam rangka menghadiri pertemuan yang akan berlangsung di Bali mulai besok pagi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Soeharto mengingatkan semua negara anggota ASEAN terhadap kemungkinan ancaman yang bersifat non militer, serta menghimbau agar negara-negara itu meningkatkan ketahanan nasional masing-masing. Dikatakannya bahwa dalam kenyataannya, dengan kemajuan teknologi  sekarang ini, ancaman tidak hanya berupa kekuatan militer, melainkan juga berupa kekuatan ideology dan ekonomi. Demikian Presiden.

Jumat, 10 April 1987

Presiden Soeharto kembali menekankan pentingnya kerjasama Selatan-Selatan, yang dipandang sebagai langkah lanjut dari kemerdekaan politik yang telah dicapai negara-negara berkembang. Ditegaskan Presiden bahwa tanpa pembangunan ekonomi, maka kemerdekaan politik tidak akan banyak arti.
Penegasan itu dikemukakakan Kepala Negara ketika menerima Ketua Komisi Selatan, Julius Nyerere, di Cendana pagi ini. Seusai pertemuan, Nyerere mengatakan bahwa Indonesia memberikan dukungan penuh bagi pengembangan kerjasama antara negara yang sedang membangun guna meningkatkan keadaan ekonomi mereka.


Publikasi Lita,SH.