PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Bentuk Perhatian Presiden Soeharto Terhadap Kesehatan, Pertanian dan Ekonomi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
Selasa, 7 April 1981

Jam 11.30 hari ini Presiden Soeharto menerima pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Sukabumi, yang dipimpin oleh KH Mohammad Soleh, di Bina Graha. Mereka menghadap Kepala Negara untuk melaporkan tentang keadaan dan perkembangan pembangunan rumah sakit tersebut. Dalam pertemuan itu Presiden Soeharto berjanji akan menginstruksikan Menteri Kesehatan untuk melengkapi peralatan rumah sakit itu. Bantuan yang dijanjikan Presiden adalah dalam rangka usaha peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 

Rabu, 7 April 1982

Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini memimpin sidang kabinet terbatas bidang ekuin. Dalam sidang ini diputuskan untuk mengubah persyaratan pembelian gabah kering giling dari para petani oleh KUD yang menyangkut tingkat kadar air, kehampaan dan butir hijaunya. Pemerintah mengubah persyaratan kadar butir hijau ini dan memberlakukannya diseluruh  Indonesia karena meningkatnya produksi beras di berbagai daerah Indonesia.

Sidang juga membahas perkembangan perekonomian pada umumnya serta pelksanaan APBD 1982/1983 dalam tahun keempat repelita III yang dimulai april 1982 ini. Dalam sidang tersebut diumumkan pula instruksi presiden No. 9 tahun 1982 mengenai peningkatan usaha penghematan penggunaan energi khususnya  di lingkungan instansi dan badan-badan pemerintahan dan kalangan masyarakat. Setiap instansi pemerintah , departemen, nadan usaha dan perusahaan milik pemerintah diminta agar menunjuk pengawas pelaksanaan instruksi presiden ini. Untuk ini ditetapkan bahwa inspektur jenderal merupakan pejabat di bidang pengawasan ini. Sidang ini juga membahas langkah-langkah yang perlu diambil di sektor perhubungan untuk menunjang usaha peningkatkan ekspor non-migas, sebagaimana digariskan dalam paket kebijaksanaan januari 1982. 

Kamis, 7 April 1983 

Menteri luar negeri australia, Bill Hayden, selama hampir satu jam diterima oleh presiden soeharto di Bima Graha pagi ini. Dalam kunjungan kepada kepala negara itu ia didampingin oleh menteri luar negeri  Mochtar Kusumaatmadja, dan disertai antara lain oleh duta besar australia untuk indonesia, Frederick Dalrymple dan asisten menteri luar negeri. DC Nutter. Tidak diperoleh keterangan mengenai hasil pembicaraan itu, akan tetapi Hayden mengunjungi indonesia dalam rangka penandatanganan  Memorandum of understanding di departemen luar negeri siang ini. Memorandum of understanding itu menyangkut pembentukan sebuah pusat bahasa inggris di jakarta. 

Sabtu, 7 April 1984

Pukul 09:00 pagi ini, bertempat di istana merdeka, presiden soeharto menerima surat kepercayaan duta besar belanda untuk indonesia, Dr Frans van dongen. Menyambut pidato duta besar van dongen, kepala negara mengatakan bahwa semua bangsa harus lebih arif dalam memandang dan menyongsong masa depan, sebab hanya dengan sikap arif itulah umat manusia dapat keluar dengan selamat dari berbagai krisis yang dalam bertahun-tahun terakhir ini hampir tak henti-hentinya melanda dunia. Dikatakan oleh presiden bahwa krisis-krisis itu hanya akan teratasi jika semua negara turut berusaha untuk menciptakan tata hubungan yang lebih menjamin perdamaian dan keadilan yang membawa kesejehteraan bagi semua orang dan semua bangsa. 

Lebih jauh kepala negara menegaskan bahwa di lapangan politik hendaklah semua bangsa menyadari perlunya saling menghormati kedaulatan masing-masing, tidak mencampuri urusan dalam negeri pihak lain dan menjauhkan diri dari pemaksaan kehendak. Di lapangan ekonomi, demikian presiden selanjutnya, semua negara hendaknya menyadari dan berusaha untuk merombat tatanan ekonomi dunia yang pincang dan tidak adil, yang akibat-akibatnya kita rasakan sampai sekarang.

Selanjutnya pada jam 10:00, di tempat yang sama, presiden menerima dewan komisaris dan direksi PN pertamina. Dari pihak dewan komisaris yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah ketua dewan komisaris, Prof Subroto, beserta para anggotanya, yaitu suhdarmono, Redius Prawiro, JB Sumarlin, dan BJ Habibie. Sedangkan dijajaran direksi, yang hadir adalah direktur utama yudo sumbono, direktur Eksplorasi  dan produksi sutan assin, dorektur pengolahan indraman kaman, direktur pembekalan dalam negeri adisasmita, direktur keuangan F Abda’oe, direktur perkapalan dan telekomunikasi indra kartasasmita, dan direktur umum masmoro.

Dalam pertemuan tersebut kepala negara menginstruksikan perusahan minyak dan gas bumi nasional  itu agar memperbaiki sistem pengolahan serta meningkatkan efisiensi untuk menghadapi tugas-tugas lebih berat dalam repelita IV. Dalam hubungan ini presiden memberikan petunjuk bahwa untuk memperbaiki sistem sistem pengolaan pertamina yang meliputi bidang eksploitasi, eksplorasi, pengolahan, dan distribusi itu dijalankan dalam suatu pola yang kompak dan dapat melaksanakan tugas sebaik mungkin.

Setelah pertemuan , Prof subroto yang juga menteri pertambangan dan energi itu menjelaskan bahwa sektor perminyakan masih tetap memegang peranan yang penting dalam penerimaan devisa dan penerimaan dalam negeri. diungkapkannya bahwa dalam tahun anggara 1988/1989 pertamina diharapkan akan mampu menghasilkan devisa dari ekspor migas sebesar US$20,3 miliar, atau 65,2 persen dari sasaran seluruh devisa negara yang ditetapkan, yaitu US$31,1 miliar. 


Publikasi Lita,SH.