PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah, 22 Juni Sekian Tahun yang Lalu

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,

Rabu, 22 Juni 1966
Presiden Soekarno menyampaikan pertanggungjawaban kepada MPRS melalui Sidang Umum IV MPRS dalam pidato yang berjudul Nawaksara (Sembilan Aksara). Dalam pidato tersebut, Presiden Soekarno tidak memberikan pertanggungjawaban secara jelas dan langsung mengenai soal-soal yang berkaitan dengan G-30S/PKI.

Selasa, 22 Juni 1971
Dalam sidang sub-Stabilisasi Ekonomi di Bina Graha Presiden Soeharto menginstruksikan kepada Menteri Perindustrian, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri agar dalam tahun 1972 menyediakan bahan-bahan pakaian bagi 500.000 rakyat di pedalaman Irian Barat. Presiden menyarankan agar kepada kaum wanita diberikan sarung, dan bagi kaum pria disediakan celana kolor. Pada kesempatan itu Presiden menjelasakan bahwa rakyat di irian Barat sebenarnya bukan tidak mau memakai pakaian, tetapi mereka tidak mampu membeli atau memperoleh pakaian tersebut.

Kamis, 22 Juni1 972
Presiden Soeharto menyerahkan sumbangan Rp 30 juta kepada koperasi peternak unggas DKI Jaya. Sumbangan yang dimaksudkan untuk pembelian saham dari PT Poultry Marketing Board dalam rangka peningkatan peternakan unggas di Jakarta itu diterima oleh Laksdya (Purn) Sri Mulyono Herlambang yang mewakili pihak koperasi. Pada kesempatan itu Presiden Soeharto berpesan kepada Departemen Pertanian untuk melindungi pengusaha-pengusaha ternak, terutama yang menghasilkan telur; Presiden juga melarang adanya investasi asing di bidang produksi telur.

Sabtu, 22 Juni 1974
Presiden Soeharto menyumbangkan sebuah gedung, berikut gudang, dan uang tunai sebesar satu juta rupiah kepada BUUD/KUD desa Sukamantri, Kecamatan Ciomas Bogor.

Rabu, 22 Juni 1977
Presiden Soeharto mengabulkan permintaan Gubernur Irian Jaya Sutran untuk menambah armada laut dan udara bagi peningkatan patroli perairan di wilayahnya, sehubungan dengan seringnya terjadi pencurian ikan oleh kapal-kapal asing.
Sapi jantan Black Angus dari Australia dinamakan The Mania Tolerance, diserahkan oleh Dubes Australia Richard Woolcott untuk Presiden Soeharto. Sapi-sapi yang berumur tiga tahun lebih dengan harga satuannya Rp. 1.230.000,- itu akan dikirimkan ke peternakan Tapos di Bogor untuk pembibitan.

Kamis, 22 Juni 1989
Presiden Soeharto menyatakan bahwa ia tidak keberatan akan sifat-sifat kritis mahasiswa, selama sifat kritis itu disampaikan secara logis, mempunyai nalar dan bertujuan membangun. Kepala Negara juga menyatakan penghargaannya kepada mahasiswa di luar negeri yang umumnya menyatakan keinginan mereka untuk kembali ke tanah air.

Penyusun : Gani Khair